Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putihnya Lelaki Sawo

1 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samuel Luhut Pardamean simbolon


  Semenjak saat itu hubungan antara lelaki sawo dan SiPutih makin erat, mereka sering ketemu dan menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Mereka berdua sama-sama menyukai, melengkapi pribadi lepas pribadi. Bahkan ketiga teman SiPutih seakan menjadi adik perempuan dari lelaki sawo itu, meskipun lelaki sawo itu berasal keluarga yang sederhana, ia tak pernah sekalipun sidiremehkan. Mereka semua seperti keluarga yang sangat harmonis.


 Mereka juga tidak takut untuk kembali berenang ditempat itu, beberapa kali mereka datang kesana. Saat ini mereka telah menginjak usia dewasa, 22  tahun genap usia lelaki sawo itu. Sedangkan SiPutih sudah 19 tahun, lelaki sawo memang lebih tua tiga tahun dari SiPutih, terkadang layak seperti sosok kakak yang begitu mesra, kadang juga seperti teman saling melengkapi. 

Namun hubungan mereka tak hanya sampai disitu, mereka yakin satu sama lain. Lelaki sawo bahkan kini sudah menguasai seluruh bahasa yang dikuasai oleh SiPutih, banyak pelajaran ilmu pengetahuan yang mereka pelajari berasam, mereka orang cerdas.


  Sesekali mereka mencoba menemui ku agar terhubung antar masa dan waktu, apalah daya mereka dicoba terus menerus belum juga ketemu, mereka percaya kelak Tuhan akan mempertemukan kami.


  Setelah dewasa tubuh lelaki sawo itu tumbuh sangat besar dan perkasa, dia juga ikut bersama Ayah dan kakak laki-laki SiPutih. Selayaknya tentara mereka memiliki kemampuan diatas rata-rata, sebuah prinsip mereka ialah setia dan taat kepada Tuhan. Ayah dan kakak laki-laki SiPutih merestui hubungan lelaki sawo dengan SiPutih, sedangkan kakak lelaki SiPutih menjalin hubungan mesra dengan teman kecil SiPutih, salah satu dari empat sekawan. 

Salah satu dari empat sekawan SiPutih, dengan rambut hitam lebat, berkulit putih merona dan bermata cokelat. Gadis bermata cokelat itu keturunan asli Indonesia, berdarah Jawa dan wajahnya sangatlah ayu. Bahkan bagi SiPutih ia sosok kakak perempuan, namun gadis bermata cokelat itu selalu menganggap SiPutih adalah sahabat karibnya.


  Suatu ketika kakak lelaki SiPutih memiliki tugas penting dari negaranya, ia harus pulang kembali tanah kelahirannya. Ia sudah memiliki anak yang cantik bermata biru dan wajahnya blasteran mirip sekali ibunya yang orang Jawa, rasanya cukup berat meninggalkan Indonesia bagi kakak laki- laki SiPutih putih. Perasaannya cukup berat, ia berpamitan terhadap lelaki sawo itu, dipeluknya dengan erat.


  "Jaga dia, Tuhan menyertaimu" kata kakak laki-laki SiPutih kepada lelaki sawo.


   Lelaki sawo itu tersenyum sambil mengangguk, hati-hati dijalan. Akhirnya pergilah kakak laki-laki SiPutih kembali kespanyol. Setelah kembalinya kakak laki-laki ke spanyol suasana saat itu agak berbeda, terkadang mereka mengenang masa dimana mereka sudah akrab.


  Tidak pernah ada yang ingin memisahkan hubungan antara lelaki sawo dan SiPutih, hubungan mereka makin erat tak terpisahkan. Lelaki sawo itu pun mempersunting SiPutih, mereka bahagia dan dikaruniai anak laki-laki yang tampan. Wajah anaknya begitu barat namun sangat mirip seperti ayahnya yang seorang Jawa tulen, kulit nya putih seperti ibunya si putih. Matanya hitam pekat seperti mata ayahnya, senyumnya sangat manis semanis ayahnya.


  Tragedi yang pernah terjadi saat waktu kecil itu masih sangat diingat oleh mereka, bahkan mereka yang ada disana masih cukup merasa ada sesuatu. Mereka jelas tahu keberadaan ku saat itu, entah bagaimana aku bisa terhubung masa dan waktu saat itu. Pastinya itu kehendak Tuhan, bagiku aku hanyalah manusia biasa. Bukan pahlawan ataupun tokoh masyarakat, aku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun