Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putihnya Lelaki Sawo

1 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samuel Luhut Pardamean simbolon


  Disaat kejadian itu terjadi, entah kenapa tiba-tiba terhubung denganku dimasa waktu SMP tahun 2004an. Aku yang sedang asik berenang dikolam renang dengan kedalaman 2 meteran, melihat apa yang terjadi. Seakan aku turun tenggalam, dengan cepat kucoba membantu mereka. Kejadian itu sangat ajaib, bahkan aku seakan tenggelam dalam air bertahun-tahun lamanya, padahal hanya beberapa menit. 

Mahkluk seperti bayangan itu menarik kepalaku mencoba menghabisiku juga, kutendang mahkluk itu menjauh. Kulihat SiPutih sudah kehabisan nafas, kukatakan dengan isyarat tubuh kepada lelaki itu memberikan nafas dari mulutnya ke SiPutih agar bisa bertahan. Lelaki sawo itu melakukannya, beberapa detik SiPutih masih bisa menahan nafasnya karena dapat hembusan nafas dari lelaki sawo itu. 

Sedangkan aku mencoba melepaskankan tali yang mengikat kaki SiPutih, tali itu seakan ghaib dan terikat ketubuh mahkluk seperti bayangan. Sedangkan mahkluk seperti bayangan itu berlari seperti menuruni anak tangga, berlari dan tak ada air ditempatnya padahal ditempat kami dikedalaman air. Kulepaskan tali itu dan berhasil dengan susah payah, bagaiman tidak aku sudah kehabisan nafas. Kudorong kaki mereka hingga mereka naik keatas permukaan, mereka selamat dan kuisyaratkan aku baik-baik saja. Aku masih di dalam kedalaman air, suasananya makin gelap. Mahkluk itu menarik kakiku dan mamaksaku tenggelam, kepala ku didorongnya.


  Seketika suasana hening, aku masih dalam air. Jantungku yang tadinya berdetak kencang, sekarang makin pelan dan seakan tak mampu lagi.


"Terjadilah kehendakMu Tuhan." Kataku dalam hati, pikir ku aku takkan selamat. Semuanya sangat gelap, mataku sangat perih dan tubuhku melemas. Terdengar suara SiPutih dan lelaki sawo menanyakan dengan cemas keberadaanku, namun kujawab dengan suara batinku. 

"Naikalah, aku akan naik. Jangan takut, aku tidak apa-apa."
Padahal aku tidak tahu aku seakan ada dimana, namun ini nyata. Aku sudah benar-benar kehabisan nafas, hanya kegelapan dan ruang hampa dikedalaman air yang nyata saat itu padaku. Tiba-tiba muncul lagi mahkluk seperti bayangan itu tertawa menertawaiku, dengan kekuatan seadanya kucoba menghampirinya padahal aku sudah sangat lemas. 

Kulihat keatas namun permukaan air tak terlihat, aku seakan pindah dikedalaman yang sangat dalam dan menakutkan. Kudapatkan mahkluk seperti bayangan itu, kucekik ia dan kucoba bawa ia agar nyata juga ditempat aku berada. Tangannya memukul-mukul diriku mencoba melepaskan diri, dengan senyum jahat kutatap mahkluk itu tak bisa melepaskan diri. Bagiku saat itu, biar sama-sama mati kita. 

Muzizat dan pertolongan Tuhan benar nyata, kini mahkluk seperti bayangan itu nyata dikedalaman yang sangat dalam itu. Kupukul wajahnya dengan kuat, kutendang dadanya agar menjauh dariku. Mahkluk itu mencoba pergi dari kedalaman air dengan kekuatan sihir nya, terdengar suara mantera-mantera kelompok yang terbuang dengan panik. Mahkluk seperti bayangan itu tenggelam mencoba menyelamatkan diri bersama kelompok yang terbuang itu, karena air itu kini benar nyata bagi mereka.


  Kucoba berenang keatas sekuat tenaga, dalam hatiku berdoa meminta pertolongan Tuhan. Keajaiban terjadi, terlihat permukaan air dan aku memiliki tenaga untuk berenang setelah lemas sekali habis nafas. Mahkluk seperti bayangan itu meraih kaki ku, kutendang dengan kekuatan yang lebih keras mengenai wajahnya. Mahkluk seperti bayangan itu tenggelam dikedalaman yang sangat dalam tanpa terlihat permukaan airnya, sedangkan aku berenang melesat keatas permukaan. Kutarik nafas tak sampai sedetik ditarik lagi kakiku, kuisyaratkan dengan tanganku. 

Sebuah tangan mengulur kepadaku dan kuraih. Aku selamat, kini aku hanya dikolam renang. Aku meminggir ketepi kolam, kearah guru olahraga ku yang cantik dan masih muda. Saat itu SiPutih mencoba mencari ku, kami seakan terhubung dan kuisyaratkan dengan ibu jariku. Namun aku tak tahu, sepertinya ia tidak melihat ku, sedangkan guruku melihatku agak aneh. 

Siapa yang ia ajak bicara tanya nya dalan hati menatapku, kulihat mata guruku yang cantik itu. Tubuhnya molek dan putih, kugoda saja guru bercanda dengan isyarat sambil melihat buah dadanya yang terpampang kedapaku. Guruku yang cantik itu tersenyum marah agak mengambak kepadaku karna candaanku yang kurang sopan pada umumnya, menciptakan air dan berkata; "Awas kau ya". Aku langsung kabur hanya menjauh sambil tersenyum genit kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun