Si putih
 Hening dan cukup damai rasanya, kutatap, tersenyum kecil penuh bangga. Langkahku terhenti seketika, disaat terdengar lagu yang kudengar dari headsetku. Itu lagu 'Nissa Sabyan -- Allah Karim' lagunya benar-benar menyentuh kalbuku. Angin berhembus dari segala penjuru, begitu sangat segar mengusir keluh kesah yang coba disembunyikan, kulihat kearah lembah dimana hitam berjuang untuk gadis yang dikasihinya.
"Hmmm.. Keren sih," kata Mereka yang lain tersenyum-senyum membayangkan tentang si hitam.
"Haa..." Akupun tertawa kecil.
"Ah siaal, harusnya kan backsoundnya lagu horor." Kataku, karena niatku sebelumnya yang ingin menakut-nakuti mereka yang lain sembari menceritakan tentang sihitam. Kaki ku masih melangkah melewati jalan yang naik turun, berliku layaknya jalanan di tengah pegunungan dengan pepohonan.
"Sebenarnya ada sebuah cerita yang gak kalah menarik dari sihitam" kataku,
"Semut juga? Atau mahkluk apa nih?" tanya mereka yang lain cukup penasaran.
"Mau cerita yang seperti apa?" jawabku terhadap mereka yang lain.
"Ya, romantis boleh." Kata mereka yang lain.
"Judulnya SiPutih, bukan semut kali ini. Kalau yang ini manusia" jawabku membuka cerita terhadap mereka.
 Sambil menapaki jalan ini selangkah demi selangkah kuceritakan, mereka yang lain dan sekitarnya yang dapat mendengarkan kusaat itu menaruh perhatian sambil melakukan kegiatannya masing-masing.