Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putihnya Lelaki Sawo

1 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 1 Oktober 2024   22:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samuel Luhut Pardamean simbolon

Si putih


 Hening dan cukup damai rasanya, kutatap, tersenyum kecil penuh bangga. Langkahku terhenti seketika, disaat terdengar lagu yang kudengar dari headsetku. Itu lagu 'Nissa Sabyan -- Allah Karim' lagunya benar-benar menyentuh kalbuku. Angin berhembus dari segala penjuru, begitu sangat segar mengusir keluh kesah yang coba disembunyikan, kulihat kearah lembah dimana hitam berjuang untuk gadis yang dikasihinya.


"Hmmm.. Keren sih," kata Mereka yang lain tersenyum-senyum membayangkan tentang si hitam.


"Haa..." Akupun tertawa kecil.


"Ah siaal, harusnya kan backsoundnya lagu horor." Kataku, karena niatku sebelumnya yang ingin menakut-nakuti mereka yang lain sembari menceritakan tentang sihitam. Kaki ku masih melangkah melewati jalan yang naik turun, berliku layaknya jalanan di tengah pegunungan dengan pepohonan.


"Sebenarnya ada sebuah cerita yang gak kalah menarik dari sihitam" kataku,


"Semut juga? Atau mahkluk apa nih?" tanya mereka yang lain cukup penasaran.


"Mau cerita yang seperti apa?" jawabku terhadap mereka yang lain.


"Ya, romantis boleh." Kata mereka yang lain.


"Judulnya SiPutih, bukan semut kali ini. Kalau yang ini manusia" jawabku membuka cerita terhadap mereka.


  Sambil menapaki jalan ini selangkah demi selangkah kuceritakan, mereka yang lain dan sekitarnya yang dapat mendengarkan kusaat itu menaruh perhatian sambil melakukan kegiatannya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun