"Apa maksudmu Zia?"
"Kau terlalu naif, kau mudah sekali tersinggung dan tidak bisa mengontrol emosimu." Zia berkata sembari meninggalkan Kathelijn yang mematung di ruang tamu.
Zia kemudian Kembali ke kamar dan membaringkan rohnya untuk masuk kedalam tubuhnya yang sedang tertidur. Namun entah apa yang terjadi, tubuh Zia seperti menolak roh Zia untuk masuk. Zia mulai panik. Dan ternyata itu adalah ulah Kathelijn yang seolah membuat benteng antara tubuh dan roh Zia agar tidak menyatu.
"Apa yang kau lakukan terhadap tubuhku Kathelijn?!" Tanya Zia dengan emosi.
"Lihatlah, sekarang siapa yang mudah sekali emosi. Itulah yang aku rasakan nona, ibuku bagaikan tubuhmu, aku tidak bisa berpisah dengannya." Ucap Kathelijn.
"Baik, sekarang apa maumu Kathelijn?!"
"Berjanjilah padaku untuk membantuku. kirimkan pesanku pada adikku. Bantu aku mencari Ibuku, atau hidupmu dan keluargamu tidak akan tenang Zia, aku bisa membunuh tanpa menyentuh kalian."
"Baiklah, tapi bagaimana caranya, bagaimana aku tahu dimana adikmu tinggal. Belanda sangat luas Kathelijn."
"Pergilah ke kota Nijmegen, adikku tinggal tidak jauh dari Radboud University, ia adalah mantan dosen disana."
"Baiklah, aku akan segera menemuinya."
Roh Zia pun Kembali ke tubuhnya. Ia terbangun dari tidurnya. Zia bingung apa yang harus Ia lakukan sekarang.