Jam weker telah berbunyi sejak lima menit lalu. Kini disusul pula oleh ketukan pintu kamar yang membuat Zia terbangun dari tidurnya.
"Zia ayo bangun. Kamu tidak lupa kan? hari ini hari kelulusanmu di sekolah." Ucap Anne, Ibu Zia.
Tak lama, Zia keluar dari kamarnya. Hari ini gadis itu berdandan sangat cantik untuk acara wisuda di SMA.
Di ruang tamu ternyata Devan, sahabat Zia sejak kecil sudah menunggu untuk berangkat ke acara wisuda. Zia terlihat menuruni anak tangga dari kamarnya menuju ruang tamu. Ia bisa melihat wajah Devan yang tengah memandanginya bak takjub dengan kecantikan Zia. Bagaimana tidak, Zia nyaris sempurna dengan mengenakan kebaya berwarna merah muda, rambutnya terurai dengan cantik dihiasi bandana manik-manik diatas kepalanya.
"Hey!" Zia menyadarkan Devan yang tengah mematung.
"Eh Zia" Devan tersadar dan beranjak dari duduknya.
"Ayo kita berangkat sekarang, nanti keburu mulai acaranya." Zia mengajak Devan.
Sebelum mereka hendak melangkah, dengan nyaring terdengar suara seseorang memanggil Zia.
"Zia...tunggu sebentar. Sepertinya ini cocok untuk kau pakai, sangat serasi dengan kebaya mu." Ucap seorang nenek sembari menyodorkan sebuah kalung dengan permata berwarna merah yang sangat cantik.
"Ini kalung milik siapa nek? Cantik sekali." Ucap Zia sembari memandangi permata kalung tersebut.
"Itu kita bahas lain waktu saja. Sekarang cepat kamu berangkat, takut acaranya sudah mulai."