Nay tersenyum.
Rei memandang wajah Nay lekat dan ini membuat gadis itu tersipu.
"Rei, kamu ngapain ngeliatin aku segitunya?"
Pemuda yang usianya 2 tahun lebih tua dari Nay itu tersenyum,
"Makasih ya," katanya. "Kalo nggak ada kamu sama Mama, mungkin aku nggak di sini ngeliat kamu dan denger suara kamu."
"Lebay kamu," Nay tertawa kecil.
"Aku serius," sergah Rei. Ia kemudian bercerita tentang kegelapan yang menyelimutinya, tentang gumpalan cahaya yang menjauhinya, hingga suara-suara yang menyuruhnya bernafas dengan tenang.
Nay hanya mendengarkan dengan seksama.
"Dan, itu suara kamu sama Mama," pungkas Rei. "Kalo aku nggak denger suara kamu, aku pasti nggak tau apa yang harus kulakukan."
Rei kembali memandang wajah Nay.
"Makasih, ya," ujarnya lagi.