Biarkan gumpalan cahaya itu menyelimutiku.
Rei tak tahu berapa lama ia melakukan hal itu, yang jelas ia mulai merasakan adanya hawa hangat yang menjalari seluruh tubuhnya dimulai dari kaki. Seiring rasa hangat tersebut, ia mulai tahu bahwa sebenarnya sedari tadi ia sedang berbaring. Seluruh indera perasa di tubuhnya mulai bekerja.
Rasa hangat itu terus naik, naik, dan naik sementara intensitas gumpalan cahaya itu sedikit demi sedikit berkurang.
Kemudian semua kembali gelap. Rei tersentak.
Ke mana semua cahaya tadi?
“Ayo, Rei. Kamu bisa.”
Suara ini?
"Bangun, sayang."
Telinganya menangkap suara-suara yang sangat dikenalnya.
Aku...
Aku kembali?