Oleh Rumono, S.Pd.
SMPN 1 Puhpelem, Wonogiri
Absatrak : Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini  untuk meningkatkan Kemampuan menulis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi teks recount Kelas VIII C Semester II SMP Negeri 1 Puhpelem Tahun Pelajaran 2021/2022. Pengambilan data dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran  dengan prosedur setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan dalam penelitian ini adalah memanfaatkan Media SOP (Series of pictures) /gambar seri untuk meningkatkan ketrampilan menulis  dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi teks recount pada kelas yang menjadi subyek penelitian.Data yang diambil adalah  data hasil belajar siswa selama Proses Belajar Pembelajaran dan pengamatan selama berlangsung penelitian. Selanjutnya data diolah dengan persentase dan didiskripsikan, sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai proses pembelajaran yang terjadi.Hasil dari pemberian tindakan untuk tiap - tiap putaran atau siklus  menunjukkan bahwa pemanfaatan media SOP ( Series of Pictures / gambar berurutan ) sangat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan menulis siswa dengan indikasi peningkatan dari nilai secara individu maupun rata-rata kelas dari pra tindakan yang semula 68,13 setelah diberi tindakan pada siklus satu meningkat di siklus 1 menjadi  73,87 dan dilanjutkan pada tindakan pada seklus 2 meningkat menjadi 76,61. Secara klasikal ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan di mana ketika pra tindakan ketuntasan klasikal hanya 68,13% setelah diberi tindakan pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 73,61% begitu juga setelah Siklus  2 meningkat menjadi 76,61%, kesimpulan bahwa media SOP (Series of Pictures) dapat meningkatkan kemampuan menulis bahasa inggris khusunya teks recount.
Kata kunci : Media Series of picture, Kemampuan, dan menulis.
Pendahuluan
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang dipelajari di jenjang SMP. Pembelajaran bahasa Inggris seiring dengan dengan perkembangan jaman, bahasa Inggris tidak hanya dijadikan mata pelajaran wajib pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai Perguruan Tinggi saja.
      Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
 1.Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional.2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk  meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. (KTSP, 2006: 278)
Berdasarkan prinsip diatas dapat dipahami bahwa salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris secara lisan maupun tertulis. Tetapi kenyataan didalam kelas menunjukkan bahwa kemampuan menulis, khususnya kemampuan dalam menulis teks Recount siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Puhpelem masih sangat lemah. Kelemahan kemamapuan menulis teks recount pada kelas tersebut dapat diketahui dari hasil belajar yang dapat diketahu nilai yang diperoleh siswa pada post tes sebelum ada tindakan tetang pokok bahasan menulis teks recount dan diperolehan nilai hasil belajar berikut ini:
Perolehan nilai kondisi awal menulis teks recount masih banyak siswa yang belum tuntas belajar yaitu 82,61%, angka ini cukup besar dan perlu penangan yang lebih serius. Kelemahan ini yang terjadi karena:Pemahaman siswa tentang struktur teks yang rendah,rendahnya kemampuan menulis dan cenderung plagiat, endahnya pemahaman tenses /tata bahasa dan lemahnya penguasaan kosa kata.
Dari keempat hal di atas yaitu Pemahaman siswa tentang struktur teks yang rendah,rendahnya kemampuan menulis dan cenderung plagiat, rendahnya pemahaman tenses /tata bahasa dan lemahnya penguasaan kosa kata. Dimana ada 17,39% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal atau sama dengan 4 siswa dan 82,61% siswa belum tuntas belajar atau sama dengan 19 siswa dan menunjukkan bahwa  siswa mengalami kesulitan untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk kalimat. Selain itu siswa kurang termotivasi dan tertarik untuk menggunakan bahasa Inggris secara tertulis khususnya dalam menulis teks Recount karena dimana dari jawaban menulis teks hasinya hampir homogen, dan penggunaan tata bahasa dan kosa kata yang rendah. Hal ini mungkin karena pengaruh media yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SMP Negeri 1 Puhpelem khususnya siswa kelas VIII C.
Berdasarkan fakta di atas apabila guru tidak segera mengambil tindakan yang tepat, dikhawatirkan akan muncul masalah pembelajaran dan pengajaran yang semakin serius antara lain : Siswa semakin sulit untuk dilatih menggunakan bahasa Inggris secara tertulis khususnya dalam menulis teks Recount, siswa menjadi malas dan jenuh dengan suasana kelas yang konvensional karena mereka merasa semakin terbebani, siswa semakin kesulitan mengembangkan kemampuan menulis mereka khususnya dalam menulis teks Recount, guru akan terjebak pada situasi kelas yang monoton, guru akan kesulitan mengetahui perkembangan anak dalam menulis teks Recount.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan realitas tersebut, guru sebagai seorang pendidik yang dituntut untuk professional, memiliki kompetensi paedagogik, kepribadian dan sosial harus bisa menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan pembelajaran di sekolah dengan melakukan penelitaian tindakan kelas..
 "Media SOP" adalah media pembelajaran dengan memanfaatkan Picture (gambar) yang ditampilkan secara berurutan (in series). Sehingga dengan "Media SOP" ini akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami dan termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam menulis teks Recount. Dengan "Media SOP" siswa akan mudah dalam menentukan struktur teks, ,memetakan kosakata yang akan digunakan dan serta penggunaan tata bahasa yang tepat. Siswa mendapatkan konsep yang sudah jelas sehingga akan lebih mudah menuangkannya dalam bentuk tulisan teks recount.
Untuk mengatasi permasalahan diatas peneliti memanfaatkan "Media SOP" (Series of pictures) sebagai tindakan pemecahan yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks Recount pada mata pelajaran bahasa Inggris di kelas VIII C SMP Negeri 1 Puhpelem tahun pelajaran 2021/2022.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi dan dirumuskan sebagai berikut:
Apakah penggunaan "SOP (Media Series of Pictures)" dapat meningkatkan dalam kemampuan menulis teks Recount pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Puhpelem kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2021/2022?
Apakah penggunaan  " SOP (Media Series of Pictures)" dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks Recount pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Puhpelem kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2021/2022?
 Tujuan umum penelitian ini untuk memperluas wawasan berinovasi dan berkreativitas dalam pemanfaatan media pembelajaran dan menemukan media yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, komunikatif dan menyenangkan.
Tujuan khusus penelitian pada akhir siklus ke 2 dari penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan "Media SOP (Media Series of Pictures)" ini, lebih dari 75 % siswa mengalami peningkatan dalam menulis teks Recount. Siswa menjadi baik dalam menulis teks Recount dan  dalam setiap proses pembelajaran sehinnga terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa yang mendorong terciptanya suasana kelas yang benar -- benar hidup dan komunikatif.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
Guru semakin termotivasi untuk berinovasi dan berkreatifitas dalam mengembangkan media pembelajaran yang bisa diimplementasikan secara langsung dalam proses pembelajaran, Siswa semakin termotivasi dan tertarik untuk secara aktif mengembangkan kemampuan menulisnya, rekan sejawat bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis teks Recount dalam pembelajaran bahsa Inggris di kelas VIII dan sebagai buku referensi acuan bagi guru Bahasa Inggris  yang ingin mengembangkan pembelajaran di kelas.
Landasan Teori
Hakekat Peningkatan: Penggunaan istilah meningkatkan ini ada kesamaan arti dengan perkembangan (development). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), perkembangan artinya adalah "menjadi bertambah sempurna". Sedangkan  Chaplin dalam Desmita (2005:4) mengartikan perkembangan sebagai (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian -- bagian jasmaniah kedalam bagian -- bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola -- pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
 Hakekat  Kemampuan Menulis: Kemampuan menulis adalah salah satu bagian dari kemampuan berbahasa. Dengan adanya kemampuan berbahasa maka kegiatan berpikir secara sistematik dan teratur sangat mungkin dapat dilakukan. Bahkan lebih ekstrem lagi dinyatakan bahwa keunikan manusia bukan terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa (Suriasumantri dalam Darwis Sembiring, http://.tedcbandung.com/tedcbandung/pdf/mjldo205.pdf(2013).
Pada prinsipnya kemampuan menulis adalah kemampuan untuk memetakan kosa kata secara tepat dan menggunakannya secara konseptual untuk dituangkan dalam bentuk rangkaian kata yang bermakna (meaningful sentence).
Hakekat MediaÂ
        Media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar(teaching aids). Alat bantu mengajar graft atau bendanyata lain. alat bantu ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih kongkret, memptivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar.(Zainal Aqip 2007:49)
Media pembelajaran, yang kemudian disingkat media saja, sudah dikenal sejak lama. Media dikenal sejak pendidikan formal atau pengajaran itu ada. Ada berbagai macam definisi  media yang muncul. Akan tetapi masing -- masing definisi menmpunyai makna yang hampir sama, seperti definisi media berikut ini (Miarso dalam Kukuh Santosa, 2008: 4) :
AECT (Association of Education and Communication Technology), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
NEA (National Education Association), media adalah bentuk -- bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Leslie, J. Briggs, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Robert Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang merangsang untuk belajar.
Wilbur Schramn, media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran.
Yusuf hadi Miarso, media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri sendiri.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapt menyampaikan pesan pembelajaran dalam sebuah komunikasi, sehingga dapat merangsang minat siswa untuk belajar.
Media pembelajaran menurut Drs. Rudi Susilana, M.Si. & Cepi Riyana, M.Pd. (2009, 9) secara umum media pembelajaran memiliki kegunaan antara lain adalah sebagai berikut:
- Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera
- Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
- Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditor dan kinestetiknya
- Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama
Menurut Heinich, Molenda dan Russel (dalam hand out LKGI sekolah target, 2001: 7) jenis -- jenis media dapat digolongkan sebagai berikut :
- Nonprojected visuals.
- Misalnya realia, model, gambar diam (still/flat picture), bahan -- bahan grafis, bahan display.
- Projected visuals Misalnya : OHT/OHP, slides, filmstrips, opaque projection.
- Projected Audio-visual Misalnya :film (motion pictures), slide suara, filmstrip bersuara
- Audio media Misalnya: cassette audio, tape audio, disc dan lain sebagainya
- Video media
- Electronic Distribution System Media:Misalnya radio, televise, teleconference system
- Simulation and games
- Computer-based instruction
Pemanfaatan dan pemilihan media dalam pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai hal antara lain adalah :
Maksud dan tujuan memilih media, berkaitan antara kompetensi yang ingin diperoleh siswa dengan kemampuan jenis media yang akan dipilih
Kemampuan menggunakan media, apakah kita terbiasa menggunakannya
Adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan
Bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan, murahkah jika dibandingkan dengan tujuan yang diperoleh.
Hakekat  Media SOP ( series of picture )
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa pengertian media gambar (dalam http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05) :
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam -- macam seperti lukisan, protet, slide, film, strip, opaque proyektor (Hamalik,1994:95)
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja (Sadiman: 1996:29)
Media gambar merupakan peniruan dari benda benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relative terhadap lingkungan (Soelarko, 1980:3)
Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran juga mengacu pada beberapa fungsi utama yang dimiliki oleh media gambar. Fungsi utama dari media gambar dapat dipaparkan sebagai berikut:
Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan
Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang
Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu sehingga sangat membantu siswa untuk menangkap makna komunikatifnya dan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang konseptual.
Media SOP yang diaplikasikan dalam pembelajaran adalah pemanfaatan media gambar yang ditampilkan secara berurutan (Â in series ) yang mana gambar -- gambar tersebut mewakili satu rangkaian kejadian atau pengalaman yang memudahkan siswa untuk memetakan kosakata dan mendapatkan konsep yang jelas tentang apa yang harus dituangkan dalam bentuk kalimat yang bermakna dan berkesinambungan.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dikembangkan  oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut :
Mengacu pada temuan fakta bahwa kemampuan menulis teks Recount para siswa setelah  diuji  melalui instrumen tes menulis dalam bentuk yang sederhana  nilai rata-rata sangat rendah. Dari identifikasi awal ditemukan jawaban sementara bahwa rendahnya  kemampuan menulis teks Recount tersebut  disebabkan karena minimnya penguasaan kosa kata sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk kalimat. Selain itu siswa kurang termotivasi dan tertarik untuk menggunakan bahasa Inggris secara tertulis khususnya dalam menulis teks Recount karena pengaruh media yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SMP Negeri 1 Puhpelem khususnya siswa kelas VIII C.
Peneliti berpendapat bahwa kemampuan siswa menulis teks Recount dapat ditingkatkan bila permasalahan di atas  dapat dipecahkan terlebih dahulu. Kemudian peneliti mempertimbangkan sejumlah alternatif  tindakan yang diharapkan mampu memberbaiki  permasalahan di atas. Tindakan tersebut  adalah pembelajaran  menulis melalui pemanfaatan "Media SOP". Pembelajaran menulis melalui  pemanfaatan "Media SOP"  mencakup materi pembelajaran sebagai berikut: "Berdasarkan SOP ( series of picture / gambar berurutan ), siswa menuangkan rangkaian kejadian dalam tulisan berbentuk teks Recount".
Berdasarkan alternatif tindakan  ini peneliti menyusun program  pembelajaran dalam bentuk siklus. Selama kegiatan  berlangsung dilakukan monitoring  atau pengamatan (observing) dari teman sejawat dalam hal ini guru serumpun (guru  bahasa Inggris). Hasil dari pengamatan dianalisis agar dapat diketahui  kemajuan dan efektifitas pemberian tindakan  serta kekurangan dan kelebihan  sebagai bahan refleksi demi perbaikan. Dari hasil refleksi selanjutnya diputuskan  adanya perumusan perbaikan  program pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian reflektif dan kajian teori dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan "Melalui pemanfaatan media SOP" dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang struktur teks , meningkatnya penguasaan kosa kata dan  penggunaan tata bahasa yang tepat dalam  menulis teks Recount siswa kelas VIII C di SMP Negeri 1 Puhpelem Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2021/2022.
Metodologi Penelitian
Setting Penelitiann
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan yaitu bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2021 dengan rincian waktu seperti tertera dalam tabel berikut ini :
No
Rincian kegiatan
Januari
Pebruari
Maret
1
Persiapan dan Penyusunan Proposal
X
X
2
Penyusunan Instrumen
X
3
Pengumpulan data, Analisis data dan Pembahasan
X
X
X
X
X
X
4
Penyusunan Laporan dan Hasil Penelitian
X
X
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan April tahun 2021 semester genap karena mengikuti waktu yang disediakan dan disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Tempat dan Obyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Puhpelem Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah kelas VIII C tahun pelajaran 2021/2022. Pemilihan tempat penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada satu fakta bahwa kelas VIII C Â merupakan kelas yang mempunyai masalah pembelajaran yang harus ditangani secara serius dan mendesak sekaligus pada kelas VIII C ini peneliti melaksanakan tugas pembelajaran.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Puhpelem kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah dengan jumlah peserta didik  23 siswa, terdiri dari 13 siswa perempuan dan 10 siswa laki -- laki. Karakteristik penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 1 Puhpelem, Kabupaten Wonogiri pada tahun pelajaran 2021/2022 semester genap, dengan permasalahan utama rendahnya kemampuan menulis teks Recount. Indikator rendahnya kemampuan menulis teks Recount ditunjukkan oleh dapat rendahnya keaslian tulisan dan cenderung plagiat, pemahaman siswa tentang struktur teks yang rendah, rendahnya  penguasaan kosa kata dan  penggunaan tata bahasa yang tepat dalam setiap pembelajaran menulis teks Recount, hal ini ditunjukkan dari rendahnya nilai ulangan menulis Procedure. Penelitian ini juga didukung learning logs siswa.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dipeoleh dari data yang berasal dari subyek penelitian dan bukan subyek penelitian. Sumber data dari subyek penelitian merupakan data primer yang didapatkan dari data nilai ulangan harian. Sedangkan sumber data yang berasal dari luar subyek penelitian merupakan sumber data sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat, data hasil angket dan studi dokumentasi.
Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Data dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan teknik pengamatan, kuesioner dan studi dokumentasi yaitu:
Teknik pengamatan digunakan untuk menilai proses pembelajaran.
Teknik kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.
Studi dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
Lembar kerja siswa
Lembar pengamatan atau observasi.
Teknik Analisis Data Â
Dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif  diperoleh dari nilai ulangan harian. Data kuantitatif ini dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif  yaitu dengan membandingkan nilai tes awal dengan nilai tes setelah tindakan pada siklus 1 dan siklus 2.
Sedangkan data kualitatif  hasil pengamatan maupun hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif  kualitatif yaitu analisis data berdasarkan hasil observasi terhadap efektifitas pembelajaran dan hasil belajar dengan menggunakan langkah -- langkah sebagai berikut :
- Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data -- data yang telah dikumpulkan.
- Melakukan intepretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan.
- Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini terjadi peningkatan kualitas belajar atau tidak.
- Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah -- langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.
- Pengambilan kesimpulan, berdasarkan analisis hasil -- hasil observasi yang dituangkan dalam bentuk pernyataan.
- Validasi data menggunakan multidata yang bersumber dari berbagai aspek, semua data kemajuan belajar direkam dan dianalisa kemudian dikroscekkan dengan data dari kolaborator, data yang terekam oleh guru dan data dari siswa.
Prosedur PenelitianÂ
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model proses yang berkesinambungan. Dimulai dari proses penelitian pada siklus 1, ditindaklanjuti dengan proses perbaikan pada siklus ke 2. Dan diharapkan sampai siklus ke 2 sudah menunjukkan perubahan yang signifikan. Akan tetapi apabila pada siklus ke 2 masih memerlukan perbaikan, maka ditindaklanjuti dengan siklus 3 dan seterusnya sampai menunjukkan perubahan yang signifikan dan mencapai titik kejenuhan dari tindakan.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas 4 langkah pokok yaitu :
- Perencanaan ( planning )
- Pelaksanaan tindakan ( acting )
- Observasi ( observing )
- Refleksi ( reflecting )
Secara skematis penelitian ini dirancang sebagai berikut :
Gambar 3.1 Siklus PTK
Secara detail ke empat siklus tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Perencanaan ( planning )
Menyusun jadwal penelitian.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan "SOP" ( series of Picture / gambar berurutan ).
Menyusun petunjuk kerja bagi  siswa dan lembar kegiatan siswa.
Membuat dan menyediakan media pembelajaran berupa gambar berurutan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks Recount.
Menyusun lembar observasi,  format pengamatan dan angket untuk siswa  yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
Menyiapkan atau mengumpulkan dokumen -- dokumen pendukung baik pra tindakan maupun pasca tindakan dalam rangka mempertajam keakuratan hasil penelitian.
Pelaksanaan Tindakan ( acting )
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dengan langkah -- langkah kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi siswa secara lisan.
Guru menyampaikan informasi kompetensi yang akan dicapai setelah akhir pembelajaran.
Kegiatan Inti
Guru memberikan penjelasan tentang berbagai hal yang terkait dengan teks Procedure sekaligus memberikan contoh dengan mengacu pada "Series of Picture" ( Gambar Berurutan ).
Siswa diminta menyusun jumbled sentences ( kalimat acak ) menjadi
Sebuah teks Procedure berdasarkan "Series of Picture" ( SOP ) secara kelompok. Masing -- masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Kegiatan Penutup
- Guru membahas hasil kerja kelompok.
- Guru menanyakan kesulitan siswa selama proses pembelajaran.
- Guru menyimpulkan materi pembelajaran
- Guru membagikan lembar evaluasi
- Siswa mengerjakan evaluasi yaitu menulis teks Recount berdasarkan "Series of Picture". Â
Observasi ( Observing )
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan untuk evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan maupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.
Pemantauan ini dilakukan oleh guru, kolaborator dan siswa. Keterlibatan guru, kolaborator ( rekan sejawat ) dan siswa dilakukan secara bersama -- sama untuk memperoleh data yang akurat baik secara kualitatif maupun kuantitatif sekaligus sebagai sarana untuk mengukur tingkat keberhasilan / kegagalan dalam penelitian tindakan kelas.
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisis data, test, lembar observasi, pemantauan dan kuesioner untuk selanjutnya diadakan analisa dan refleksi guna perencanaan pada siklus berikutnya.
Beberapa aspek observasi yang akan digali meliputi keaktifan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran, keseriusan dan tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, komunikasi antara siswa dengan guru dan antar siswa, tanggapan siswa serta tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam menulis teks Procedur.Â
Refleksi ( Reflecting )Â
Setelah melaksanakan kegiatan belajar Pembelajaran dengan memanfaatkan media "Series of Picture", Guru  mencatat kejadian -- kejadian di dalam kelas sebagai efek dari tindakan yang telah dilakukan. Kemudian mengevaluasi proses dan hasil dari implementasi penggunaan media "Series of Picture" dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek menulis teks Recount. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi, diputuskan apa yang seharusnya dilakukan untuk siklus berikutnya.
Hasil Dan PembahasanÂ
Deskripsi Pra Siklus: Pada kondisi pra tindakan kedisiplinandan tanggung jawab siswa masih rendah hal ini dapat diketahui dari perilaku siswa yang sering datang terlambat, menunda-nunda waktu, kurang tertib berpakaian, suka mengobrol dengan teman sebangku maupun dibelakangnya, sering tidak mengerjakan tugas, hasil belajar/ nilai ulangan yang rendah.
Dari data hasil belajar pada kelas tersebut tergolong rendah dimana menunjukkan rendahnya kemampuan siswa menulis teks recount di mana dari 23 siswa yang tuntas KKM hanya 4 siswa atau 17,39%dan yang tidak tuntas KKM 19 siswa atau 82,61% dan rata-rata nila kelas yaitu 68,13 dan ketuntasan klasika 68,13%
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 : Deskripsi analisis data yang diilakukan terhadap empat kelompok data yaitu hasil pengamatan rekan sejawat, hasil belajar siswa, data refleksi guru dan learning log siswa.
 Situasi Kelas : Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu RPP dibandingkan dengan hasil pengamatan rekan sejawat dicatat beberapa kejadian penting antara lain: pada saat pembentukan kelompok siswa tidak segera melaksanakan tugas tapi malah membuat kegaduhan mondar-mandir, mengobrol, sehingga menyita waktu hingga 10 menit. Gb.4.2.Proses Pembelajaran Â
Siklus 1. : Selama pelakasanaan kegiatan pembelajaran kegaduhan dikelasa mulai berkurang dan aktifitas siswa tidak merata , kerjasama kelompok sebagian ada ayang belum kompak, masih ada siswa yang pasif atau acuh tak acuh dan cenderung ingin menggangu teman yang lain.Â
Hasil pengamatan kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini siswa mulai termotivasi untuk belajar secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, semua siswa mulai berani tampil didepan kelas, siswa mulai berani usul mengajukan pertanyaan dan saran.
Hasil Belajar Siswa, Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual dengan kriteria ketuntasan minimal 74 dan secara klasikan dinyatakan tuntas apabila siswa yang nilainya sudah tuntas apabila mencapai  lebih dari 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari post tes sebelum perbaikan siklus 1 dan setelah post tes siklus 1 .Dari  data ini dapat kita ketahui bahwa ada 13 siswa telah tuntas belajar atau sama dengan 56,52% sedangakan 10 siswa belum tuntas belajar karena nilainya masih di bawah KKM yaitu kurang dari 74 atau sama dengan 43,48% ,  untuk lebih jelasnya ketuntasan belajar pada siklus 1 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
   Â
   Grafik 4.1  Pencapaian Ketuntasan Belajar pada Siklus 1
Untuk ketuntasan secara klasikal belum tuntas karena masih dibawah kriteria yaitu baru mencapai 73,87% sedangakan ketuntasan secara klasikal minimal 75%. Dari penilaian hasil belajar siswa secara holistik pada siklus 1 dapat dikelompokkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 4.2 Hasil belajar Siklus 1 berdasar  kriteria
NO
Kriteria
Skor
Jumlah
%
1
Excellent (Amat baik)
85 - 100
1
4,35%
2
Good (Baik)
75 - 84
10
43,48%
3
Fair (Cukup)
60 - 74
12
52,17%
4
Inacceptable (Kurang)
< 60
0,00%
Jumlah
23
100%
Dari tabel di atas  diperlihatkan bahwa ada 1 siswa mendapat nilai dengan kriteria Excellent (Amat Baik) atau sebesar 4,35%, sedangkan 10 siswa mendapat kriteria Good (Baik) atau sebesar 43,48% dan 12 siswa mendapat kriteria Fair (Cukup)  sebesar 52, 17%. Dari tabel di atas dapat di tunjukkan dengan grafik di bawah ini:
Grafik 4.2 Grafik Kriteria hasil belajar pada Siklus  1
Namun demikian peneliti perlu membandingkan nilai kondisi awal atau pra tindakan dengan setelah tindakan Siklus 1  pada tabel di bawah ini: seperti pada tabel 4.3. berikut  ini:
NO
MACAM
PRA SIKLUS
SIKLUS 1
SELISIH/KENAIKAN
1
JUMLAH SKOR KELAS
1567
1699
132
2
SKORE TERTINGGI
83
85
2
3
SKORE TERENDAH
53
64
11
4
RATA-RATA
68,13
73,87
5,74
5
KETUNTASAN KLASIKAL %
68,13%
73,87%
5,74%
 Tabel.4.3 Analisa peningkatan hasil belajar
diketahui bahwa ada kenaikan nilai tertinggi yang semula pada kondisi awal 83 menjadi 85 yaitu mengalami kenaikan  2 poin, sedangkan nilai terendah yang semula 53 naik 11 poin menjadi 64 begitu juga rata-rata dimana kondisi awal 68,13 naik menjadi 73,87 atau mengalami kenaikan 5,74 poin
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
Grafikl.4.3 Grafik Analisa peningkatan hasil belajar
Refleksi, Setelah diberikan tidakan pada siklus 1 hasil belajar mengalami peningkatan baik dari rata-rata kelas, ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal tetapi dari semua masih belum seperti yang diharapkan penulis karena dari  lembar kerja yang berisi pekerjaan siswa setelah dianalisis masih  ditemukan kehomogenan tulisan dan masih banyak kesamaan satu dengan lainya baik dari kosa kata dan ide, begitu juga masih lemah pada tenses dan struktur yang masih lemah, sehingga penulis memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus ke 2.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2Â
 Situasi Kelas, selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dengan mengacu RPP dibandingkan dengan hasil pengamatan rekan sejawat dicatat beberapa kejadian penting antara lain;  Pada saat pembentukan kelompok siswa segera melaksanakan tugas dan langsung mengerjakan seperti pada gambar berikut ini: Selama pelakasanaan kegiatan pembelajaran kegaduhan dikelasa mulai berkurang dan aktifitas siswa merata , kerjasama kelompok sudah membaik dan hanya ada sebagian kecil yang belum kompak.peneliti/Guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.
Hasil pengamatan kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain; siswa mulai termotivasi untuk belajar secara aktif dan penuh kesungguhan mengerjakan tugas yang diberikan guru bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan siswa berlomba-lomba mengacungkan jari terlebih dahulu, semua siswa mulai berani usul mengajukan pertanyaan dan saran.
Setelah diskusi dilakuka penguatan dan diberikan tugas secara individu untuk menuliskan teks recount tentang menuliskan  pengalaman ketempat wisata berikut ini gambar aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas:
Hasil Belajar Siklus 2
Setelah diberikan tindakan pada siklus 2 dan diadakan post tes diperoleh data hasil belajar tentang menulis teks recount diperoleh hasil sebagai berikut dapat diketahui bahwa ada 20 siswa telah tntas belajar atau sama dengan 86,96% dan tinggal 3 Â siswa masih belum tuntas belajar atau 13,04% begitu juga nilai rata-rata kelas 73,87, untuk lebih jelanya tingkat ketuntasan siswa pad grafik berikut ini:
Grafik 4.4 Grafik Ketuntasan Siklus 2
Adapun  untuk ketuntasan secara klasikan yaitu 73,87%. Dari penilaian hasil belajar siswa secara holistik pada siklus 2 dapat dikelompokkan dalam tabel di bawah ini:
NO
Kriteria
Skor
Jumlah
%
1
Excellent (Amat baik)
85 - 100
2
8,70%
2
Good (Baik)
75 - 84
7
30,43%
3
Fair (Cukup)
60 - 74
14
60,87%
4
Inacceptable (Kurang)
< 60
0,00%
Jumlah
23
100%
Tabel. 4.5  Analisa Hasil belajar Siklus 2 berdasar  kriteria
Dari tabel di atas  diperlihatkan bahwa ada 2 siswa mendapat nilai dengan kriteria Excellent (Amat Baik) atau sebesar 8,70%, sedangkan 7 siswa mendapat kriteria Good (Baik) atau sebesar30,43% dan 14 siswa mendapat nilai kriteria Fair(Cukup) Untuk lebih jelasnya tentang  hasil belajar siswa tentang menulis teks recount berdasar kritria dapat dilihat dari grafik berikut ini:
Grafik 4.5 Grafik analisa hasil belajar berdasar kriteria
 Adapun nutuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar peneliti membandingkan hasil belajar Siklus 1 dan Siklus 2  pada tabel berikut di bawah ini :
Setelah menganalisa tabel di atas dapat diketahui perubahan/peningkatan yang signifikan pada peroleham hasil belajar menulis teks recount seperti pada tabel 4.8 di bawah ini:
NO
MACAM
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SELISIH/KENAIKAN
1
JUMLAH SKOR KELAS
1567
1699
132
2
SKORE TERTINGGI
83
85
2
3
SKORE TERENDAH
53
64
11
4
RATA-RATA
68,13
76,61
8,48
5
KETUNTASAN KLASIKAL %
68,13%
76,61%
8,48%
   Tabel. 4.8 Selisih kenaikan hasil belajar Siklus 1 dengan Siklus 2
   Dari data tabel 4.8. diatas dapat diketahui bahwa ada kenaikan pada  nilai tertinggi yang semula pada kondisi awal 83 menjadi 85 yaitu mengalami kenaikan  2 poin, sedangkan nilai terendah yang semula 53 naik 11 poin menjadi 64 begitu juga rata-rata dimana kondisi awal 68,13 naik menjadi 76,61 atau mengalami kenaikan 8,48 poin dan ketuntasan klasikal dari 68,13% naik menkadi 76,61% atau mengalami kenaikan 8,48%.  Dari tabel di atas untuk memperjelas dapat dilihat grafik di bawah ini:
Grafik 4.6 Grafik Peningkatan hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2.
Deskripsi antar  Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2Â
         Setelah dilakukan serangkaian penelitian oleh penulis tentang penggunaan media gambar seri (Series of Pictures) maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar tentang menulis teks recount menggunakan media gambar seri menunjukkan peningkatan dari nilai secara individu maupun rata-rata kelas dari pra tindakan yang semula 68,13 setelah diberi tindakan pada siklus satu meningkat di siklu  73,87 dan dilanjutkan pada tindakan pada seklus 2 meningkat menjadi 76,61. Secara klasikal ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dimana ketika pra tindakan ketuntasan klasikal hanya 68,13% setelah diberi tindakan pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 73,61% begitu juga setelah Siklus  2 meningkat menjadi 76,61%. Selain itu nilai hasil belajar mengalami peningkatan pada milai tertinggi sebelum dan sesudah tindakan juga meningkat dari  seperti ditunjukkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 4.7 Grafik hasil belajar Pra tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2
Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan refleksi, peneliti  menemukan fakta bahwa siswa mengalami peningkatan kemampuan dalam menulis teks Recount dari siklus pertama sampai siklus ke dua. Hasil dari pemberian tindakan untuk tiap - tiap putaran atau siklus  menunjukkan bahwa pemanfaatan media SOP ( Series of Picture / gambar berurutan ) sangat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan menulis mereka khususnya dalam menulis teks Recount. Siswa lebih mudah memetakan kosa kata yang akan dituangkan dalam kalimat karena terbantu dengan adanya konsep peristiwa yang ada dalam SOP. Nilai rata-rata  siswa pada tahap sebelum pemberian tindakan  semula rata-rata 68,13 setelah diberi tindakan pada siklus satu meningkat di siklus 1 rata-ratamenjadi  73,87 dan dilanjutkan pada tindakan pada seklus 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 76,61.Dari keterangan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ;  Penggunaan media SOP ( Series of Picture ) terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks Recount.
Penggunaan media SOP (series of Pictures) dapat meningkatkan kualitas kemampuan menulis dengan ditunjukkan peningkatan nilai hasil belajar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan  Pemanfaatan Media SOP ( Series of picture ) Dalam Pembelajaran Menulis teks Recount adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan  menulis ( writing ). Oleh karena itu, peneliti memberikan saran: 1.Guru harus inovatif dan kreatif  dalam mengembangkan Media Pembelajaran, 2. Hendaknya sekolah senantiasa memperhatikan dan menyediakan sarana dan prasarana untuk kelancaran program pembelajaran. 3. Guru hendaknya lebih kreatif menggunakan media sesuai keadaaan daerah masing-masing.
Daftar PustakaÂ
 Arif S.Sadiman dkk:Media Pendidikan: Jakarta:Rajawali Pers  2006
 Desmita. Psikologi perkembangan. bandung: PT remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan Nasional. 2005
 Drs. Rudi Susilana, M.Si. & Cepi Riyana, M.Pd.; Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian: CV. Wacana Prima Bandung;2009
Hamalik,Umar ;Media Pendidikan.Bandung : Citar Aditya Bakti; 1994
Hand out LKGI sekolah target, 2001Â
 http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05 di akses 2016
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991)
 KTSP: PT.Binatama Raya Jakarta : 2006
 Saiful Imron; http://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/media-pembelajaran/kegunaan-media-pembelajaran; 2016
 Sembiring, Darwis. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis dan Kualitas Karya Tulis Ilmiah Guru. www.tedcbandung.com. . 2005
 Zainal Aqip ; Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontektual (Inovatif) ;Yrama Widya; 2007
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H