Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nelson Mandela : Simbol Perjuangan Tanpa Dendam dan Kekerasan

31 Januari 2025   04:40 Diperbarui: 31 Januari 2025   04:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, meskipun Mandela telah tiada, prinsip-prinsipnya tetap hidup. Ia membuktikan bahwa keadilan tidak harus berjalan seiring dengan kebencian, dan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang menyatukan, bukan memecah belah.

Seperti yang dikatakan Desmond Tutu:

"Mandela memberi kita cahaya di saat tergelap. Ia mengajarkan bahwa bahkan dalam penderitaan, kita bisa memilih untuk tetap berpegang pada harapan dan cinta."

Perlawanan Mandela bukan hanya tentang melawan sistem yang menindas, tetapi juga melawan kebencian dalam dirinya sendiri. Dan itulah kemenangan terbesarnya.

Kesabaran dan Konsistensi dalam Perjuangan: Keteguhan Hati Nelson Mandela

Ketika Nelson Mandela dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1964 dalam kasus Rivonia, banyak yang mengira bahwa perjuangannya telah berakhir. Namun, bagi Mandela, penjara bukanlah akhir, melainkan babak baru dalam perlawanan melawan apartheid. Selama 27 tahun di balik jeruji besi, ia menunjukkan kesabaran luar biasa dan konsistensi dalam memperjuangkan keadilan.

Jika banyak pemimpin dunia menyerah ketika dihadapkan pada tekanan berat, Mandela justru tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Tawaran kebebasan datang kepadanya beberapa kali dengan syarat ia harus meninggalkan perjuangan politiknya, tetapi Mandela menolak. Keputusan ini bukan hanya menunjukkan keberanian, tetapi juga karakter seorang pemimpin sejati yang tidak tergoda oleh kompromi yang merugikan rakyatnya.

Menolak Kebebasan dengan Syarat

Pada tahun 1985, Presiden Afrika Selatan saat itu, P.W. Botha, menawarkan pembebasan kepada Mandela dengan syarat ia menghentikan perlawanan bersenjata terhadap apartheid. Dalam sebuah pernyataan dari penjara, Mandela memberikan tanggapan yang mengejutkan:

"Apa gunanya kebebasan jika rakyat saya masih diperbudak? Saya tidak bisa menerima tawaran yang mengabaikan hak-hak rakyat Afrika Selatan. Kebebasan saya tidak berarti jika bangsa saya tidak bebas."

Penolakan ini membuktikan bahwa Mandela bukanlah seorang oportunis yang hanya mencari keselamatan dirinya sendiri. Ia sadar bahwa kebebasannya hanya memiliki makna jika apartheid dihancurkan sepenuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun