Lora langsung ke luar dari pos satpam sembari memainkan kumpulan kunci itu. Bruak!!!!!!! Sebuah bunyi benda yang terjatuh membuat Lora memutar kepalanya. Beberapa pot kesayangan Bibinya yang tergeletak di pinggir tembok sekolah kini patah menjadi beberapa keping dengan bunga yang gepeng. Pelaku penggepengan bunga itu.... ah, ternyata si pria jaket. Pria itu sepertinya sudah puas memberi makan cacing dalam perutnya. Yang itu berarti dia terlambat masuk sekolah karema gerbangnya sudah ditutup. Lora yakin, hanya butuh waktu sampai bibinya itu mengumpulkan seluruh siswa di sekolah untuk diinterogasi.
*****
Heh??? Apa yang pria jaket itu lakukan di bangkunya? Dan tasnya? Kenapa bisa ada di pojok kelas?
"Hey!!! Kamu!!! Ini bangku Lora!!! Apa yang kamu lakuin disini!!!" Lora langsung menarik tas pria itu. Membuat pria yang tertidur itu bangkit dari pulau kapuk.
Pria itu menatap Lora galak lantas berdiri. Kenapa dunia ini sangat sempit hingga dia bisa bertemu dengan gadis aneh ini? Sebenarnya dosa apa yang sudah ia lakukan selama ini hingga harus sekelas dengannya?
"Ini bangku gue!!"
"Bangku Lora!!!!"
Semua siswa hanya menatap pertengakaran kecil itu. Bukan karena tidak mau membantu Lora. Hanya saja, makhluk yang sedang dihadapi Lora itu adalah berandal sekolah.
"Lora!!! Ada apa?" Bu Nindar, guru fisika yang tengah melintasi kelas itu langsung masuk begitu mendengar Lora berteriak. Gadis yang biasanya selalu pendiam dan kalem tiba-tiba berteriak seperti gajah yang terluka tentu saja merupakan fenomena aneh yang langka.
"Bu Nindar, cowok ini ngambil meja Lora." Lora menunjuk pria yang 10 cm lebih tinggi darinya.
Bu Nindar meneguk ludah. Lantas tersenyum sembari menatap Lora lembut.