"Perasaan Lora nggak pernah melakukan hal tidak senonoh pada Gama." Ucap Lora dengan wajah polosnya.
"Lo sebenarnya ngerti arti dari tidak senonoh kagak, sih. Otak lo cetek banget kaya selokan."
Lora menatap Gama galak.
"Gue masih inget ada anak cewek yang godain papa kucing. Tapi, yang dikejar malah anak cowok. Si anak cowok lari sampai kecebur ke dalam selokan yang itemnya kaya pantat panci."
"Eh!!! Gama itu..... siapa ya?"
"Dahlah, gue pergi dulu." Gama mendorong pintu gudang dan melangkah pergi.
"Heh!!! Jangan pergi dulu! Jawab pertanyaan Lora dulu!" Lora melempar kain lap itu sembarangan lantas mengejar Gama.
"Berisik! Daaar Munchkin!"
Lora terdiam. Munchkin? Itu kan, nama panggilan yang diberikan Liel, teman masa kecil Lora sekaligus satu-satunya teman manusia yang Lora punya. Nama itu diberikan pada Liel karena Lora kecil sangat pendek. Jadi, Gama itu adalah Liel? Dan Liel adalah Gama? Kalau begitu, cinta pertama Lora adalah Gama? Hah!!! Yang benar saja! Sejak kapan Liel yang manis dan menyenangkan berubah menjadi makhluk kejam dan menyebalkan itu? Tapi, bagaimana mungkin Gama bisa tau nama panggilan itu? Argh, kepala Lora rasanya mau pecah.
"Jerapah!!" teriak Lora kencang.
Gama menoleh. Pria itu tersenyum.