"Akhirnya lo inget juga sama gue, Munchkin. Jadi, kapan kita nikah?"
Wajah Lora memerah ketika mendengar ucapan terakhir Gama. Kenapa makhluk itu masih ingat dengan janji kekanakan yang Lora buat?
*****
Lora dan Gama berjalan beriringan di taman. Hari ini Gama bilang jika dia akan menghadapi ketakutannya pada kucing. Dan, Lora berjanji akan membantunya mengatasi rasa takutnya. Hubungan mereka menjadi lebih erat. Apalagi ketika Lora akhirnya sadar siapa Gama di masa lalunya.
"Hua!!! Kucingnya mau nyakar. Kucingnya nyakar." Gama berteriak seoerti orang kesetanan ketika Lora memapah tangannya untuk menyentuh kucing belang yang sangat jinak. Beberapa pengunjung taman menatap mereka berdua. Satu dua tertawa kecil. Lucu sekali rasanya melihat seorang pria dewasa berteriak ketakutan menghadapi kucing yang hanya diam.
"Gama!! Jangan teriak! Nanti kucingnya nyakar beneran!"
"Ini semua salah lo, woy!"
"Coba usap perutnya pelan-pelan!" Lora meletakkan tangan Gama di perut kucing yang mengeong pelan itu.
"Hua!!! Perutnya kaya jeli!! Gue takut isi perutnya keluar!!" Gama langsung beranjak dan pergi menjauh dari kumpulan kucing yang mengelilinginya. Lora tertawa kencang. Begitu pula beberapa pengunjung taman yang memperhatikan keduanya sedari tadi. Lora berjalan menghampiri Gama yang duduk di bangku taman. Wajah pria itu sangat pucat dengan keringat yang mengucur di dahinya.
"Gama lucu banget! Padahalkan kucing tuh lucu. Sama sekali nggak serem!"
"Lo tau nggak? Cuman ada satu kucing di dunia ini yang nggak gue takuti!" ucap Gama sembari mengatur nafasnya yang masih memburu.