Mohon tunggu...
Seca Faleesha
Seca Faleesha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Program pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia

Nim: 190402080005

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucin(g)ta Padamu

10 Juni 2021   09:04 Diperbarui: 10 Juni 2021   09:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pria berjaket itu terbangun dari tidurnya setelah hidungnya menangkap bau yang ia kenal. Seperti bau ikan tuna. Eh, bau susu. Bukan, ini bau daging ayam giling. Ah, ini bau....makanan kucing?!?!?! Pria itu tersentak dan langsung berdiri. Membuat sebagian penumpang bis menatapnya heran. 

Tak terkecuali Lora. Pria itu ganti menatap Lora dari ujung kaki hingga kepala. Matanya berkedut ketika melihat tubuh gadis itu hampir dipenuhi gambar kucing. 

Dengan berjalan menyamping layaknya kepiting, pria itu pergi dari tempat duduknya dan menjauh dari Lora. Lora tersenyum lantas duduk di tempat pria yang kini berdiri di dekat kernet bis. Pria itu baik sekali hingga mau memberikan kursinya pada gadis yang nampak sangat kelelahan ini. 

"Bisa-bisa gue kena serangan jantung kalau deket dia. Dasar cewek aneh!"

Bis berhenti di depan gerbang sekolah 5 menit lebih cepat dibanding dugaan Lora. Pria baik hati itu turun lebih dahulu. Ah, sepertinya dia siswa SMA Awan Pelangi juga. Tapi, baru kali ini Lora melihatnya. Heh? Pria itu malah melangkah meninggalkan gerbang dan berjalan menuju rumah makan yang berada tak jauh dari sekolah. Padahal bel akan berdenting 5 menit lagi. Dan, makhluk itu dengan santainya pergi ke rumah makan? Apa mungkin syarafnya terganggu? Huh! Bodo amatlah. Toh, itu bukan urusan Lora.  

*****

Lora berjalan dengan santai menuju ruang guru. Hari ini adalah jadwal Lora untuk menjemput guru yang terlambat datang.

"Lora!!!"

Lora memutar kepalanya ketika gendang telinganya menangkap suara yang memanggil namanya.

Bu Handa, ibu kepala sekolah berjalan dengan anggun menghampirinya

"Ibu boleh minta tolong?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun