Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Let Me Be Your Miracle (Cerpen Natal)

24 Desember 2019   07:53 Diperbarui: 24 Desember 2019   07:53 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Snow mengangguk, "Aku boleh minta satu gelas?"

"Jangankan satu gelas, aku akan berbagi enam botol ini denganmu. Merapatlah." Rain membuka botol susu itu, dan menuangkannya, dia memakai tutup botol sebagai pengganti gelas. Menyodorkannya kepada Snow. "Minumlah!"

Snow menerimanya dengan ragu, lalu dengan cepat dia mengambilnya, menikmati susu itu dengan perlahan, lalu setelah menghabiskan bagiannya, dia menyerahkan kembali kepada Rain tutup botol itu. "Terima kasih." kata-kata yang keluar dibarengi dengan senyuman Snow.

"Kita tak memiliki siapapun sekarang, Snow." Rain menuangkan susu bagiannya. Meminumnya, lalu menunggu jawaban Snow. "Kita juga tidak tahu apakah keluarga kita selamat dari banjir ini atau tidak." Rain berusaha memberikan Snow tentang kenyataan yang sekarang mereka hadapi.

"Aku takut, Rain, aku takut kalau hanya aku yang menghadapinya sendiri... Beberapa hari lagi Natal datang, aku tak bisa merayakannya." Snow menangis lagi untuk yang kesekian kalinya. Rain mendekatinya dan memeluknya.

"Kita bisa jadi saudara, kalau kamu mau? Aku bisa menjagamu, Snow. Aku juga tak memiliki siapapun saat ini. Kita bisa merayakan Natal bersama, Snow." Rain menenangkan Snow sementara kasur yang beralaskan triplek itu mengambang terus membawa mereka ke tempat yang mereka ketahui.

***

Malam sudah datang beberapa jam yang lalu, Snow merasa kedinginan, mendekap kedua kakinya. Rain meyakinkannya bahwa akan ada seseorang yang akan menolongnya, entah siapa itu.

"Maaf Snow aku tak bisa memberimu selimut, karena kita tidak memilikinya." Rain memandang sekeliling kasur yang mengambang itu, namun tak ada apa-apa, dia melihat ke sekeliling, kasur yang mengambang itu membawa mereka ke semak-semak yang semakin banyak. Sepertinya itu rawa-rawa. "Tuhan, tolong selamatkan kami, dari bahaya apapun." Demikian doa Rain, dia yang hanya memiliki pengharapan kecil.

Tak lama dari doanya, terdengar sayup-sayup suara seseorang yang berbicara. kemudian Rain melihat asap membumbung tinggi, dia menyibakkan semak-semak itu untuk mencari tahu, apa ada seseorang yang datang.

Rain menyibakkan semak dengan tangannya yang gemetaran, dia sudah mulai kelelahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun