Snow mengangguk, "Aku boleh minta satu gelas?"
"Jangankan satu gelas, aku akan berbagi enam botol ini denganmu. Merapatlah." Rain membuka botol susu itu, dan menuangkannya, dia memakai tutup botol sebagai pengganti gelas. Menyodorkannya kepada Snow. "Minumlah!"
Snow menerimanya dengan ragu, lalu dengan cepat dia mengambilnya, menikmati susu itu dengan perlahan, lalu setelah menghabiskan bagiannya, dia menyerahkan kembali kepada Rain tutup botol itu. "Terima kasih." kata-kata yang keluar dibarengi dengan senyuman Snow.
"Kita tak memiliki siapapun sekarang, Snow." Rain menuangkan susu bagiannya. Meminumnya, lalu menunggu jawaban Snow. "Kita juga tidak tahu apakah keluarga kita selamat dari banjir ini atau tidak." Rain berusaha memberikan Snow tentang kenyataan yang sekarang mereka hadapi.
"Aku takut, Rain, aku takut kalau hanya aku yang menghadapinya sendiri... Beberapa hari lagi Natal datang, aku tak bisa merayakannya." Snow menangis lagi untuk yang kesekian kalinya. Rain mendekatinya dan memeluknya.
"Kita bisa jadi saudara, kalau kamu mau? Aku bisa menjagamu, Snow. Aku juga tak memiliki siapapun saat ini. Kita bisa merayakan Natal bersama, Snow." Rain menenangkan Snow sementara kasur yang beralaskan triplek itu mengambang terus membawa mereka ke tempat yang mereka ketahui.
***
Malam sudah datang beberapa jam yang lalu, Snow merasa kedinginan, mendekap kedua kakinya. Rain meyakinkannya bahwa akan ada seseorang yang akan menolongnya, entah siapa itu.
"Maaf Snow aku tak bisa memberimu selimut, karena kita tidak memilikinya." Rain memandang sekeliling kasur yang mengambang itu, namun tak ada apa-apa, dia melihat ke sekeliling, kasur yang mengambang itu membawa mereka ke semak-semak yang semakin banyak. Sepertinya itu rawa-rawa. "Tuhan, tolong selamatkan kami, dari bahaya apapun." Demikian doa Rain, dia yang hanya memiliki pengharapan kecil.
Tak lama dari doanya, terdengar sayup-sayup suara seseorang yang berbicara. kemudian Rain melihat asap membumbung tinggi, dia menyibakkan semak-semak itu untuk mencari tahu, apa ada seseorang yang datang.
Rain menyibakkan semak dengan tangannya yang gemetaran, dia sudah mulai kelelahan.