Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Let Me Be Your Miracle (Cerpen Natal)

24 Desember 2019   07:53 Diperbarui: 24 Desember 2019   07:53 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rain dan Snow seperti kehabisan darah, mereka melihat gelombang air dalam ukuran yang besar menyapu sekelilingnya.

"Snow, cari tempat yang tinggi untuk menyelamatkan diri!"

"Tapi, aku harus memberitahu Bu Santi dan yang lainnya, Rain."

"Tidak ada waktu lagi, Rain. Sebaiknya kita segera memanjat pohon besar itu, aku akan mengambil botol-botol susuku." Rain dengan secepat kemampuannya mengambil tas yang berisikan beberapa botol susu berukuran besar yang masih tersisa, kemudian menyeret Snow ke arah pohon besar yang tak jauh dari panti asuhan. Rain menggendong Snow untuk naik terlebih dahulu, dan menyerahkan tas yang berisi botol-botol susu kepada Snow.

Dengan wajah yang sedih Snow segera menggapai tangan Rain yang hendak menggapainya, air dalam jumlah banyak, seperti Tsunami kecil menyapu beberapa rumah penduduk, dan kini gelombang datang ke arahnya. Hujan sepertinya masih tak lelah-lelahnya untuk turun membasahi Bumi.

"Rain...." Snow berusaha menggapai tangan Rain, tak bisa. Snow menangis melihat Rain yang tak bisa digapainya.

Rain kemudian berlari mundur, "Snow minggir!" Rain mengambil ancang-ancang untuk melompat, tangannya yang kurus kering itu berhasil meraih gagang pohon, dia bergelantungan, banjir besar yang dihasilkan dari bendungan yang jebol itu berjalan ke arahnya, semakin mendekat. Snow membantu Rain untuk menaiki dahan yang lebih kuat.

Ketika dia sudah berhasil menarik Rain ke atas pohon, pandangannya terlempar ke arah panti asuhannya, terlihat Bu Santi yang terlihat baru bangun tidur, melihat Snow yang sudah menaiki pohon, dia kebingungan, ketika melihat apa yang terjadi, beberapa detik kemudian, air bah itu menyapu panti asuhannya, demikian juga Bu Santi dan seluruh anggota panti asuhan tanpa kenal ampun. Snow tetap berpegang kepada pohon besar bersama dengan Rain. Dia menangis sekencang-kencangnya ketika melihat pandangan Bu Santi yang telah mengasuhnya, untuk terakhir kalinya. Di bawahnya air bah mengalir dengan derasnya, dan menerjang apapun yang di depannya.

"Ya Tuhan..." Rain dan Snow tertegun dengan musibah yang menimpa mereka, pagi itu. Seluruh desa menjadi sungai yang mengalir dengan deras. Kali ini harapan Rain adalah agar pohon yang mereka naiki sekarang tidak tumbang dan tetap kuat menahan, sepertinya harapan Snow juga sama.

***

 Hujan sudah berhenti beberapa jam yang lalu, namun banjir masih terus mengalir deras seperti air sungai. Snow yang kedinginan karena saat itu sudah menjelang sore hari. Mereka sudah berdiri di pohon besar itu hampir setengah hari. Rain yang berada di dahan lainnya tak tega melihat Snow, yang entah apa kini dirasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun