Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Let Me Be Your Miracle (Cerpen Natal)

24 Desember 2019   07:53 Diperbarui: 24 Desember 2019   07:53 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia harus melompat, kalau tidak semut-semut itu akan menggigiti tubuhnya, Snow tak punya pilihan lagi selain melompat. "Ayolah, sebelum kasur ini semakin menjauh dari pohon!" Kasur yang terbawa arus itu sedikit semakin menjauh, wajah Rain terlihat cemas.

Snow mengambil ancang-ancang untuk melompat. Sedetik kemudian kakinya menginjak udara, dan beberapa detik kemudian kakinya sudah mendarat di atas kasur, kini kasur itu yang semula berat sebelah menjadi stabil dengan kehadiran Snow.

"Setidaknya kita bisa pergi dari pohon bersemut itu." Snow memandang pohon itu dengan bergidik, tak bisa membayangkan betapa banyaknya hewan yang bersarang di atas pohon itu. Kemudian pandangannya terlempar ke arah Panti asuhan yang kini hanya terlihat atapnya saja, tak ada tanda-tanda kehidupan. Snow kembali diselimuti rasa sedih. Dia duduk bersila dan mendekap kakinya.

Rain menjadi sedih ketika Snow menangis. Dia juga tidak tahu bagaimana nasib ayah dan sapi-sapinya.

"Kita tidak tahu akan dibawa kemana oleh arus ini." Snow terisak, semakin tenggelam dalam kesedihannya.

"Percayalah, Snow, kita masih memiliki harapan. Lihatlah, ada pelangi!" telunjuk Rain mengacung pada barisan pelangi yang indah. "Terkadang kita harus melewati badai yang hebat agar kita bisa melihat pelangi yang indah." Rain mengagumi pelangi yang dilihatnya. 

Warna indah yang dihasilkan pelangi terlihat juga oleh mata Snow. Semula air mata Snow mengalir, lalu kehadiran pelangi membuatnya sedikit bahagia.

"Baru kali ini aku melihat pelang, sebelumnya aku hanya mendengar tentang pelangi melalui cerita saja." Snow melihat warna pelangi yang membuatnya seperti tersihir.

Perut Snow kemudian berbunyi mengganggunya ketika melihat keindahan pelangi.

"Kamu laper?" Rain berusaha menerjemahkan bunyi perut milik Snow. Snow tertunduk, dia tidak tahu harus memakan apa, dari pagi dia belum makan sesuatu apapun.

"Ada 6 botol susu besar untuk kita bertahan hidup, sampai kita ditemukan oleh seseorang, entah siapa." Rain mengangkat dengan susah payah tas yang berisi enam botol susu besar. "Setidaknya ini yang diberikan Tuhan untuk kita syukuri, Snow."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun