Mohon tunggu...
Rina N
Rina N Mohon Tunggu... Guru - Pengawas/pendamping Satuan Pendidikan

Terdapat 4 tahapan dalam menjalankan peran pendampingan. Pertama, melakukan perencanaan pendampingan. Kedua, melakukan pendampingan terhadap perencanaan program satuan pendidikan. Ketiga, melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program satuan pendidikan. Keempat, melakukan pelaporan pendampingan. Untuk menjalankan tahapan-tahapan tersebut, pengawas sekolah tentunya mesti memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melakukan peran pendampingan di tingkat satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik Satuan Pendidikan. Pengawas Sekolah juga diharapkan memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melaksanakan peran Pendampingan secara optimal dengan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki Satuan Pendidikan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Coding Dalam Kurikulum Sekolah Dasar : Tantangan dan Peluang

2 Januari 2025   07:18 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:18 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

        Berbagai program pelatihan telah dirancang untuk membantu guru dalam mengajarkan coding. Misalnya, Code.org menawarkan kursus gratis untuk guru dari semua tingkat pendidikan, termasuk sekolah dasar. Selain itu, banyak universitas dan lembaga pendidikan juga menyediakan pelatihan berbasis online yang dapat diakses oleh guru-guru di seluruh dunia. Menurut Yadav dan Good (2020), partisipasi dalam program pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru dan meningkatkan minat siswa dalam belajar coding.

C. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran Coding

1. Alat Bantu dan Perangkat Lunak

        Penggunaan alat bantu dan perangkat lunak yang tepat sangat penting dalam pembelajaran coding di sekolah dasar. Alat seperti Scratch, Tynker, dan Code.org menyediakan lingkungan yang ramah anak untuk belajar dasar-dasar pemrograman. Maloney dan Resnick (2019) menunjukkan bahwa Scratch, misalnya, memungkinkan siswa untuk membuat proyek interaktif dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Dengan menggunakan alat ini, siswa dapat belajar melalui eksperimen dan eksplorasi, yang merupakan inti dari pembelajaran aktif.

2. Lingkungan Belajar yang Mendukung

        Lingkungan belajar yang mendukung juga berperan penting dalam keberhasilan pengajaran coding. Sekolah perlu menciptakan suasana yang mendorong kolaborasi dan kreativitas. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan ruang kelas yang fleksibel, di mana siswa dapat bekerja dalam kelompok kecil atau secara individu. Selain itu, penting juga untuk melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pembelajaran coding, agar mereka dapat memberikan dukungan tambahan di luar kelas. Wing (2017) menekankan bahwa kolaborasi antara siswa, guru, dan orang tua dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap coding dan aplikasi praktisnya.

        Implementasi coding di sekolah dasar bukan sekadar memasukkan mata pelajaran baru ke dalam kurikulum, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad 21. Dalam konteks pendidikan, coding berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang sangat dibutuhkan di era digital ini. Dengan mengintegrasikan coding ke dalam kurikulum, sekolah tidak hanya mengajarkan siswa cara menulis kode, tetapi juga cara berpikir secara logis dan sistematis.
        Data menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran coding menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan problem-solving. Korkmaz dan Tamer (2020) menemukan bahwa siswa yang mengikuti program pengajaran coding memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat dalam program tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa coding dapat berfungsi sebagai jembatan untuk mengembangkan keterampilan lain yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
        Namun, tantangan dalam implementasi coding di sekolah dasar juga tidak dapat diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pelatihan yang memadai bagi guru. Tanpa pelatihan yang cukup, guru mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajarkan coding secara efektif. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan sangat penting untuk menyediakan program pelatihan yang komprehensif bagi para guru.

        Selain itu, ketersediaan alat dan sumber daya teknologi juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pembelajaran coding. Sekolah perlu berinvestasi dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar yang mendukung, seperti laboratorium komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak pemrograman, juga sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.

        Dengan demikian, coding sebagai inovasi pembelajaran di sekolah dasar menawarkan banyak manfaat, tetapi juga memerlukan perhatian serius terhadap pelatihan guru, ketersediaan sumber daya, dan penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Melalui upaya kolaboratif antara sekolah, pemerintah, dan komunitas, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia digital yang terus berkembang.

IV. Tantangan dalam Implementasi Coding

A. Kendala Sumber Daya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun