"Mau naik ini juga?"
Pria itu menggangguk.
Angkot yang mereka naiki menuju terminal pusat kota tidak terlalu lama dalam perjalanan karena bukan pada waktu jam macet, hanya berkisar kurang lebih sepuluh menit.
Di terminal, saat turun pria itu memberikan ongkos ke supir angkot.
"Dua orang," ucapnya.
"Thanks...," balas Lusi.
"Minta nomornya dong?," pintanya sambil mengeluarkan handphone dari saku jins.
Laki banget, bisik hatinya tanpa melepas tatapan dari wajah tampan yang sedang menekan screen handphone.
Semakin lama menatap, semakin membuat detak jantungnya berdegup tak beraturan.
Entah apa ini namanya. Jatuh hati? Bisik hatinya.
Someone, ketik pria itu pada notifikasi kontak baru.
Kedunya berpisah dengan membawa sepenggal puisi yang memiliki arti yang sama, namun belum dapat dipastikan seperti apa kisah di ujung esok.
***
Lusi duduk di bangku koridor kampus.