Mohon tunggu...
Rianto Harpendi
Rianto Harpendi Mohon Tunggu... Insinyur - Chemical Engineer

Dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mewujudkan Pembangunan Inklusif

26 Februari 2022   06:33 Diperbarui: 26 Februari 2022   09:41 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang rongsokan tengah istirahat di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (22/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19 dalam situasi yang sangat berat, pemerintah mengumumkan akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Lalu, mengapa ketimpangan di Indonesia cenderung meningkat? Apa dampaknya? Apakah pembangunan yang inklusif bisa terwujud?

Ketimpangan

Tahun 2015 yang lalu, Bank Dunia melaporkan ada 4 penyebab ketimpangan di Indonesia. Meski laporan itu dibuat beberapa tahun yang lalu, hasil kajiannya masih relevan sampai saat ini. Penyebab pertama ketimpangan adalah distribusi kekayaan tidak merata.

Pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan pemerataan distribusi kekayaan atau pendapatan. Belum lama ini lembaga Oxfam melaporkan harta 10 orang paling kaya di dunia semakin meningkat di tengah pandemi Covid-19. Sementara, tingkat kemiskinan justru meningkat tajam.

Sistem ekonomi yang berlaku saat ini cenderung cacat. Akibatnya, distribusi kekayaan dari pertumbuhan ekonomi tidak merata. Indonesia juga demikian. 

Lembaga Oxfam melaporkan jumlah kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia masih lebih banyak jika dibanding dengan total 100 juta orang miskin di Indonesia.

Data Global Wealth Databook 2021 menunjukkan, jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta USD meningkat dari 106.215 orang menjadi 171.740 orang. Sementara, dalam periode yang hampir sama, BPS mencatat per September 2020, jumlah penduduk miskin naik 0.97 persen (sekitar 2,76 juta orang) dibanding September 2019.

Semakin tidak merata distribusi kekayaan, ketimpangan akan cenderung meningkat. Tingkat ketimpangan distribusi kekayaan penduduk Indonesia tahun 2020 adalah 77,7 persen. 

Dengan kata lain, aset atau kekayaan nasional masih dimiliki dan dinikmati oleh segelintir orang saja. Faktanya, 5 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 55,5 persen kekayaan nasional (Credit Suisse, 2021).

Hal kedua yang menjadi pemicu terjadinya ketimpangan adalah ketahanan ekonomi rendah. Kemiskinan dan ketimpangan ibarat dua sisi koin yang tak terpisahkan. 

Studi yang dilakukan Abigail Mcknight (2018) menunjukkan ketimpangan berkorelasi positif dengan kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun