4. Bagaimana Legitimasi Hasil
Jika pemenang meraih suara kecil karena banyaknya kandidat, legitimasi bisa dipertanyakan.
Ketika pemenang pemilu meraih suara kecil akibat banyaknya kandidat, legitimasi kepemimpinannya bisa dipertanyakan karena dianggap tidak mewakili mayoritas rakyat. Berikut beberapa contoh:
1. Pemilu Presiden Filipina 1992
Presiden Fidel V. Ramos terpilih dengan hanya 23.58% suara, karena suara terpecah di antara tujuh kandidat utama.
Kemenangan dengan persentase kecil ini membuat legitimasi Ramos dipertanyakan oleh lawan politiknya dan masyarakat, yang merasa mayoritas tidak mendukungnya.
2. Pemilu Presiden Indonesia 2004 (Putaran Pertama)
Dalam putaran pertama, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya memperoleh 33.57% suara, sementara sisanya terpecah ke empat kandidat lain.
Walaupun akhirnya menang di putaran kedua, hasil putaran pertama menunjukkan bahwa lebih dari 60% pemilih awalnya tidak memilih SBY. Jika sistem pemilu hanya memiliki satu putaran, legitimasi SBY akan lebih dipertanyakan.
3. Pemilu Presiden Prancis 2002
Pada putaran pertama, Jacques Chirac hanya mendapatkan 19.88% suara, tetapi tetap lolos ke putaran kedua karena lawan-lawan lainnya meraih suara lebih kecil.