"Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih" Syukurnya dengan air mata yang menetes.Â
"Sudah berapa bulan, Sayang?"Â
"Dua bulan, Mas"
"Berarti pas mas sadar, itu baru tau kalo hamil?" Aku mengangguk.Â
Grep.Â
Mas Agha memelukku erat. Berakali-kali dia membisikan kata terima kasih, di telingaku.Â
"Mulai besok pagi, kamu nggak usah masak, kita beli saja. Jangan nyuci baju juga, kita bawa ke laundry. Kamu harus jaga kesehatan, jangan kecapean"
"Aku masih kuat ko, Mas"
"Enggak! Sekali enggak tetep nggak" Tegasnya.
Aku hanya bisa menghela napas. Jika sudah tegas begini, maka keputusannya tidak bisa diganggu gugat.Â
"Iya, aku nurut apa kata Mas, sekarang tidur ya" Kutarik selimut. Lalu membaca do'a.Â