Mohon tunggu...
Resta
Resta Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Perempuan yang suka membaca dan menulis. Mewujudkan mimpi lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

The Secret Diary

28 Juni 2024   10:43 Diperbarui: 28 Juni 2024   14:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Sudah bersih Mba, mari," ucap petugas kebersihan yang baru saja keluar ruangan dan aku hanya mengangguk. 

"Assalamu'alaikum, Hana." Suara seorang perempuan yang sangat-sangat aku kenali. 

"Wa'alaikumus salam, Mak." Aku langsung memeluk mamakku, menangis di bahu beliau. Menumpahkan segala rasa yang selama ini ku pendam sendiri. Ini pertama kalinya aku bertemu Mamak setelah menikah. 

"Sudah Nduk. Kamu kuat," bisik Mamak di telingaku. Setelah itu, Mamak mengurai pelukannya, menghapus air mata di pipi ini. 

"Ayo masuk Mak, Mas." Kuajak keduanya untuk masuk. 

Setelah masuk dan melihat Mas Agha. Kami duduk di sofa, memang ruangan Mas Agha dirawat adalah VVIP.

"Sarapan dulu, Han," titah Mamak seraya membuka kotak bekal yang beliau bawa. Harum khas masakan Mamak, langsung membuat cacing di perutku meronta-ronta meminta jatahnya. 

"Gimana sih, kronologinya, Han?" tanya Mas Adi, kakak pertamaku.

Aku pun menceritakan kronologi kejadianya, seperti yang di ceritakan oleh Mamah Qila. 

"Adi, tanya-tanyanya nanti lagi, biarin adikmu sarapan dulu!" Mamak menegur Mas Adi, yang nampaknya masih belum puas mendengar ceritaku. 

"Iya, Mak," jawab Mas Adi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun