"Halo, assalamu'alaikum, Mak." Aku menelfon Mamak.Â
"Wa'alaikumus salam, Han, gimana kabar suamimu, Nduk? Apa sudah sadar?"
"Dereng, Mak. Do'akan Mas Agha cepat sadar nggih, Mak."Â
"Nggih, Nduk. Kamu sing sabar, aja ngasi lali marang Gusti."Â
"Nggih Mak. Mamak seg teng pundi? Ko kaya teng griyo sakit?" Aku bertanya dimanakah mamakku kini berada karena aku mendengar suara mesin printer yang sangat khas dengan ruang pendaftaran rumah sakit.Â
"Iya, ini Mamak sudah sampai di ruang pendaftaran. Dimana ruangannya?"
"Mamak sama siapa kesini?"Â
"Sama Mas Adi."
"Ohh, di ruang Mawar nomor 5."
"Ya sudah, Mamak matikan telfonnya ya. Wasalamu'alaikum"
"Ia Mak. Wa'alaikumus salam"