“Aku nggak akan pernah maafin kamu! Sampai kapan pun aku nggak akan pernah maafin kamu!” teriak Luna keras. Lalu dia berbalik dan pergi. Menghilang di tengah derasnya hujan.
Ryu terdiam.
Kata-kata Luna tadi….. terdengar begitu menyakitkan. Membuat Ryu tak mampu berkata apapun. Bahkan selama beberapa saat dia cuma berdiri mematung. Hingga si pelayan menyadarkannya.
“Mas Ryu, ada apa?” Tanya si pelayan dengan hati-hati.
Ryu segera tersadar. Dia menatap pelayannya dengan kesal. “Kenapa kamu tadi manggil aku buat anak itu ?! Kenapa kamu nggak nyuruh dia pergi aja?!” ketusnya sambil berlalu masuk ke dalam rumahnya, saat itulah airmata nya menetes.
Si pelayan mengangkat bahunya. Bingung.
* * *
Sudah seminggu Luna menjalani skorsnya. Hari ini seharusnya Luna sudah kembali masuk ke sekolah. Hari yang tanpa sadar begitu di tunggu Ryu. Dia ingin segera bertemu Luna. Untuk memarahi si keras kepala itu. Karena Luna sudah lancang berteriak di depan Ryu beberapa hari yang lalu. Setelah itu Ryu akan mengganggunya lagi. Seperti yang selalu di lakukannya selama hampir setahun ini.
Ya, Ryu memang merasa selalu ingin mengganggunya. Ryu juga nggak tau kenapa. Yang dia tau dia merasa sangat bosan dan nggak nyaman saat Luna nggak ada.
Tapi ternyata hari ini Luna nggak masuk.
Seminggu kemudian, Luna masih nggak masuk. Bahkan sampai sebulan kemudian Luna tetap nggak ada.