"Kita kedatangan tamu di Morotai, pulau yang telah kita pilih bersama untuk mendeklarasikan berdirinya Kesultanan Mamluk. Mereka datang dari segenap penjuru Nusantara," matanya melihat ke arah Imam Hassan.
      "Dari Samudera, pendahulu kita semua.." Imam Hassan mengangguk pelan,
"serta dari Palembang Darussalam,"
"kemudian dari Mataram wakil dari Jawa," Diponegoro mengikuti Imam Hassan dengan mengangguk pelan.
      "Sayang sekali beberapa tidak bisa hadir."
      Sudirman membisikkan kembali kepada Abdi dan Dalem "Satu dari Buton karena kesibukan mereka mengurus keamanan yang agak berkurang akhir-akhir ini di sana, kemudian kerajaan Nusa karena sekarang musim panen raya sehingga seluruh anggota kerajaan tidak bisa kemana-mana, dua lagi karena perang dan alasan keamanan, terakhir tentu saja.. Malaka..."
      Abdi dan Dalem hanya mengangguk singkat dengan pandangan tetap ke depan, takut terlihat lagi oleh Sultan Mamluk yang tadi memandang mereka cukup lama.
      "Mereka datang sebagai saksi atas berdirinya Mamluk. Negeri, yang jika kita berbicara dengan cakupan yang lebih luas, bagian dari Kesultanan Islam Nusantara..."
      "Kita amat bersyukur kepada Allah karena kehadiran mereka membuat Kesultanan Mamluk kuat dan berwibawa..."
      "Itu artinya mereka menghargai dan menghormati keberadaan kita," terdengar kembali tepuk tangan di sana-sini.
      "Semalam telah terjadi sesuatu yang cukup mengejutkan," seisi ruangan kembali mendengarkan.