Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 35, Negeri Raja-Raja) - Berkumpul

24 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   08:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Sssh, sudah mau dimulai Di!" Dalem mengingatkan Abdi sambil melihat ke depan. Seluruh kursi telah terisi dan tampaknya tak perlu menunggu lama untuk memulai, Diponegoro dan kedua orang yang bersamanya tadi masih berdiri dan melihat sekeliling ruangan. Ketiganya bertatapan selama beberapa saat sebelum akhirnya Diponegoro dan orang yang terlihat paling tua duduk.

            "Terima kasih atas pengertiannya pangeran..." ucap orang itu yang dibalas anggukan singkat Diponegoro,

"dan tuanku Mandarsyah..." kali ini dengan mengangguk.

            "Sekarang tanggung jawabmu nak..."

            "Baiklah.. Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahiwabara-katuh. Yang dimuliakan para Kolano, Pangeran Diponegoro, Komandan Hassan, Kapten Malamo, dan menteri-menteri serta pejabat kesultanan Mamluk yang kemarin baru saja menerima amanahnya di Moti."

            Terdengar jawaban salam dari seluruh ruangan.

            "Pertemuan yang memang mendadak, lihat saja ketiganya bertatapan sebelum Sultan Mamluk yang akhirnya memulai..." bisik Sudirman ke Abdi dan Dalem.

            "Hoo..."

            "Eh..berarti yang tua itu..."

            "Raja Ternate, dulunya.. yah kalian tahu, tidak lagi semenjak dari Moti," lanjut Sudirman sambil membenarkan posisi duduknya, ia tampak tertarik mendengarkan apa yang akan disampaikan Sultan Mamluk.

            "Saudara-saudaraku dari Ternate, Bacan, Jailolo, dan tentunya juga dari tanah kelahiranku Tidore," Sultan Mamluk memulai rapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun