Mohon tunggu...
Rakha Nurfauzi Abdillah
Rakha Nurfauzi Abdillah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Untirta

Satu gagasan terlalu banyak untuk tidak diterjemahkan ke dalam sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prajurit Terbaikku

11 Februari 2024   19:49 Diperbarui: 11 Februari 2024   19:50 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gelap berganti terang. Pemandangan desa Gunung Panjang seribu kali lipat lebih mengerikan setelah tersiram cahaya matahari. Bau busuk mulai tercium. Jasad para korban harus segera dimakamkan. Aku memerintahkan anggota kelompok untuk membuat kuburan masal.

Kami semua mulai menggali dengan alat seadanya.

Kuburan massal siap setelah dua jam kami menggali. Satu persatu jasad dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya. Tak terkecuali jasad orang tua Wawan.

Tangis Wawan pecah kembali. Saking histerisnya, ia pingsan kali ini.

DRET! DRET! DRET!

DRET! DRET! DRET!

Peluru yang dimuntahkan oleh senapan mesin menghujani kami yang sedang memakamkan jasad para warga Gunung Panjang. Belanda rupanya.

Kami langsung kocar-kacir. Tak lagi memikirkan satu sama lain. Yang terpikirkan hanya bagaimana menyelamatkan diri kami masing-masing. Kami berhamburan ke segala arah. Terpencar.

Aku berlari bersama Heru. Belanda terus melepas tembakan. Kami sebisa mungkin menghindari peluru yang melesat begitu cepat.

Bruk! Bruk! Aku dan Heru terperosok ke dalam sebuah lubang.

"Sepertinya ini tempat persembunyian yang dibuat oleh pasukan Gunung Panjang." Kataku dengan nafas terengah-engah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun