Ifan menganggukkan kepala. Kami terus melihat ke arah depan jalan, melihat apa angkot sudah lewat. Namun tak kunjung datang juga.Â
"Fan, Man, kalian pulang duluan aja. Nanti kalian telat isya dan tarawih." Ucapku.
"Nggak..nggak!"Â
Tolong tuan, aku merasa bersalah. Karena aku harus ada diposisi ini lagi. Dan saat aku sudah Ngaji. Apalagi saat ini di malam ramadan yang mulia. Aku malah dikawal oleh dua orang yang bukan mahromku. Lagi-lagi kejadian ni terjadi.Â
Dan seperti biasa, saat aku sedang terlihat bermaksiat. Aku langsung mengingatmu tuan. Bagaimana jika kamu tahu ini tuan? Oh iya tuan. Maafkan Aku, apa pedulimu? Aku kan bukan siapa-siapa mu. Masudku, jika Allah tahu ini, bagaimana? Semoga Alalh mengampuniku tuan.Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H