"Jangan mengada-ngada kamu. Mungkin saja Ayahmu memang melecehkan perempuan itu" Kata istri Pak Yadi.Â
Aku sadar, ini menyakitkan buat istri Pak Yadi. Aku langsung pamit dari rumah itu. Ketika di pintu. Pak Yadi membisikkan ke telingaku, untuk menunggunya di rumahku.
Di rumah, Pak Yadi datang. Ia bercerita apa yang sebetulnya terjadi pada Kirana.
"Saya ingin kamu merahasiakan ini. Ini adalah Aib saya. Saya kasihan melihat Pak Broto di penjara. Padahal dia tidak salah. Kirana itu sebetulnya perempuan yang keji. Dia sudah menyodorkan dirinya berkali-kali kepadaku. Karena skripsinya belum saya Acc. Berkali-kali dia menggodaku. Â Sebagai seorang laki-laki yang naik turun imannya. Saya pun akhirnya tergoda. Â Akhirnya saya dan dia melakukan hubungan terlarang. Setelah sadar perbuatan saya. Saya minta dia untuk pergi. Dan jangan menemui saya lagi. Karena skripsinya masih butuh revisi, dia terus menghubungi saya. Tapi saya tak bisa menemuinya. Setiap saya lihat dia. Maka saya akan ingat, penghianatan yang saya lakukan kepada istri saya. Karena itu Kirana mengancam saya, akan melaporkan saya ke rektor. Setelah saya temui dia, akhirnya dia tak jadi melaporkan ke rektor"Â
Biadap, perempuan keji itu. Ia rela menyodorkan kehormatannya. Â Demi mendapatkan apa yang ia mau. Bodohnya, Aku malah bertindak sok pahlawan ingin membantunya. Sekarang, Ayahku menjadi korbannya.Â
Ibu, tak henti-hentinya menahan tangis. Apalagi, di televisi tersebar vidio ayah yang dibawa ke jeruji besi.Â
"Seorang Mantan Jaksa diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak polisi berpangkat jenderal" kata sang pembaca berita.Â
Aku langung mematikan tv. Bohong! Media hanya memberitakan kebohongan. Bagaimana mungkin. Mereka langsung menyebarkannya. Padahal, ayahku belum terbukti bersalah?
Aku mengambil ponsel lamaku. Â Lalu kukirim pesan kalimat ancaman pada Kirana.
"AKU PUNYA VIDIO KAMU DENGAN PAK YADI. KALAU KAMU TAK BEBASKAN PAK BROTO, VIDIO INI AKAN SAYA SEBAR" kataku. Â Dengan memakai nama anomim. Â
....