Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayahku Tak Bersalah! Bunuh Saja Aku

4 Februari 2024   21:44 Diperbarui: 5 Februari 2024   02:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/3vqnV9GCy

Di perjalanan pulang, Aku teringat Pak Yadi. Dosen pembimbing skripsi yang ia tuduh telah melecehkanya.  

Aku menyadari seketika, Kirana adalah wanita pembohong. Aku jadi tahu kalau pak Yadi sebetulnya tidak melecehkanya, mungkin saja pak Yadi difitnahnya.  Lantas, apa niat dari perempuan keji itu memfitnah Pak Yadi dan Ayah? 

Aku pergi ke rumah Pak Yadi. Rupanya ia tak di rumah. Kata istrinya dia masih belum pulang dari tempat kerjanya.  Selain di kampusku. Pak Yadi juga mengajar di salah satu kampus swasta. Aku menunggu Pak Yadi, sampai pulang ke rumah. 

Setelah Pak Yadi datang,  Istrinya menemani kami disana.  Aku jadi merasa segan untuk menceritakan kejadiannya. Tapi aku harus cerita, demi Ayah. 

"Pak, Kirana bilang bapak sudah melecehkannya" kataku. 

"Apa katamu? Lancang sekali mulut mu bicara! Saya tidak pernah melecehkanya." Kata Pak Yadi. Wajahnya seketika memerah, ada yang aneh dari wajah Pak Yadi. 

"Aku tahu Pak, Ayahku pun baru saja difitnah Kirana melecehkannya.Aku tahu kalau kirana bohong." Ucapku, mataku dibanjiri oleh air mata.

"Suami saya tidak mungkin melecehkan siapa pun. Suami saya itu orang yang punya integritas tinggi!" Ujar istri Pak Yadi, dengan nada yang agak tinggi.  

"Maaf Pak, Bu" 

"Kamu kesini hanya mau bilang itu?" Seru istri Pak Yadi lagi. Nada suaranya kali ini nampak sedang marah. 

"Sebetulnya Bu, Aku dan Ayah berniat menolong Kirana. Karena dia bilang, Pak Yadi melecehkannya. Sesampai di kantor polisi. Ayahku yang malah dituduh olehnya berbuat tidak senonoh" kataku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun