Jenis-jenis retorika menurut Aristoteles (dalam Rifqi Nadhmy Dhia,dkk 2021:85) diantaranya adalah:
1. Retorika deliberatif
Merupakan retorika yang menghubungkan dengan masa depan. Retorika deliberatif membuat pendengar menjadi merasa lebih baik karena memiliki unsur motivasi. Retorika deliberatif bertujuan membujuk pendengar untuk mengambil, atau berpaling dari tindakan tertentu. Biasanya strategi persuasif yang dilakukan tidak mengandung banyak basa-basi dan langsung pada tujuan.
2. Retorika forensik
Retorika forensik memiliki upaya untuk mengubah apa yang dilihat oleh panca indera sebagai kebenaran tentang masa lalu (upaya yang mungkin juga mempengaruhi masa depan). Ketika hal tersebut dianalisis dari posisi retorika forensik, dalam membujuk atau mempersuasi audiens dengan mengasumsikan tujuan retorika adalah pembenaran dari perilaku manusia yang terjadi di masa lalu maupun yang akan terjadi.
3. Retorika epideiktik
Retorika epideiktik mencoba untuk membentuk kembali pandangan masa kini. Jenis retorika epideiktik merupakan retorika yang paling tidak didefinisikan dari jenis retorika lainnya. Jenis ini berkaitan erat dengan pujian dan kesalahan, dan menampilkan banyak hal dalam kesempatan seperti upacara dedikasi maupun pidato penerimaan.
Dari jenis-jenis retorika diatas dapat disimpulkan bahwa retorika mencoba menghubungkan dengan masa depan serta memiliki unsur motivasi yang membawa pendengar menjadi lebih baik serta membujuk pendengar untuk mengambil, atau berpaling dari tindakan tertentu dan tidak mengandung banyak basa-basi. Retorika senantiasa mampu berjalan seiring perkembangan zaman dan berinovasi agar proses komunikasi tidak dianggap sebagai kegiatan membosankan.
4.1 Istilah Kemampuan
Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu. Sesorang dikatakan mampu apabila ia melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Sedangkan ability menghubungkan keterkaitan antara kemampuan dengan kata kecakapan.
Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda dalam melakukan sebuah tindakan (Akhmat Sudrajat : 2008). Kecakapan mempengaruhi potensi yang ada dalam diri seseorang. Proses pembelajaran mengharuskan peserta didik mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan.