Pertama, pelatihan manusia bias antar kemampuan kemampuan kognitif dan psikomotorik di satu sisi, serta kemampuan emosional, yang dalam hal ini mungkin terjadi diartikan sebagai suatu proses yang melahirkan karakter, nilai-nilai budaya yang luhur serta pemahaman yang mendalam dan sikap.
Â
Kedua, adanya sistem nilai yang "ditransfer" sebagai bentuk implementasi dari proses pembinaan (IMTAQ dan iptek), yang meliputi ketaatan manusia, moralitas dan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan manusia, dengan alam dan lingkungan.
Â
Ketiga, merupakan bentuk transformasi nilai-nilai yang mendukung proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti menghargai waktu, etos kerja yang tinggi, disiplin, mandiri, berwirausaha, dan lain-lain.
Â
Pendidikan dikatakan bermutu apabila mempunyai kemampuan membangun, mengembangkan,dan mengangkat manusia pada tahap integrasi manusia seutuhnya memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban manusia ke arah peradaban yang lebih baik. (Mansur Muslich, 2011: 36-37), sedangkan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat terus berkembang secara bertahap,keterampilan sukses mencakup tiga pilar keterampilan utama yaitu keterampilan belajar, keterampilan berpikir (thinking skill) dan kecakapan hidup (life skill). (Daryanto dan Suryatri Darmiatun, 2013: 5).
Â
Berdasarkan penjelasan di atas ditegaskan bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dalam proses pengembangan terencana berbagai jenis potensi manusia, seperti:sifat kepribadian, kepribadian,kemampuan belajar, keahlian di bidang tertentu ( keterampilan),. Sejalan dengan argumen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Islam sebagai agama yang bersifat universal, diakui oleh para pemeluknya sebagai visi hidup (the Why of Life) dalam aktivitas sehari-hari, menempatkan (mensandingkan) pendidikan pada posisi yang sangat strategis, Jika di atas Asumsi menilai pendidikan sebagai penentu seluruh kepentingan manusia di dunia, Oleh karena itu, pendidikan Islam tidak dapat dipandang secara fungsional sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dasar manusia di akhirat. (Anonim, 2007: 34). Ada beberapa kata dalam Al-Qur'an yang digunakan untuk menyebut masyarakat atau kelompok manusia, antara lain: Qoum, Ummah, Shu'ub, dan Qabail. (Ali Nour al-Din, 2011: 20-25) Berdasarkan penjelasan di atas, dalam bahan acuan utama pendidikan Islam (Quran dan Hadits), terdapat beberapa unsur patut dijadikan landasan dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.
Â
Dampak Stratifikasi Sosial