PENDIDIKAN ISLAM DAN STRATIFIKASI SOSIAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing:
Bahrul Munib, S.H.I, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Mohammad Rafi Indra Kurniawan
A.Latar Belakang
Setiap industri sering mempunyai sikap segan khusus kepada masalah pada berhubungan sama bisnis. Mengevaluasi beberapa situasi menembuatnya agar lebih jauh daripada lainya. Andaikan pada masyarakat lebih menjunjung kekayaani material pada ketinggian, lalu kita yang mempunyai kekayaan berlebih bakal menduduki kedudukan jauh mulia dari yang lainnya. Sebab akan menyebabkan kasta sosial (stratifikasi sosial), yang terdiri dari perselisihan tinggi posisi seorang ataupun golongan.
Terdapat banyak karakter stratifikasi di masyarakay yang berbeda. Stratifikasi tengah tersedia, sampai-sampai ke kalangan kolompok kapitalis demokratis lan lainya. Stratifikasi sosial telah berdiri semenjak orang-orang sadar untuk hidup bersamaan kedalam salah satu kelompok masyarakat, umpama di soisal yan umum kebudayanya rentan. Akan lebih memahami stratifikasi sosial, kami akan menjelaskannya dengan teliti kepada penggalan berikutnya. Stratifikasi sosial ada berkat beradanya pergantian sosial lantaran disebabkan karena pengetahuan ataupun kedalaman ilnnu pengetahuam, sehingga pemahaman perseorangan semakin tambah sehingga berhasil membuat bertambahnya lapisan sosial perseorangan. Maka, kasta sosial berpacu kepada pemahaman perseorangan tentang kekuasaan pribadi lan keturunannya. Didalam rakyat Budha, terdapat 5 kasta sosial berdasarkan turunan. Didalam islam, mereka disebut kyai dan habib menurut sejarahnya. Pada indonesia secara umum, terdapat tingkatannya berlandarkan ekonomi. Akibat dari ini, bermulap pada masalah sebelumnya, pengarang ingin menguasai pada tingkat sosial lan apa yang berkaitan dengan dirinya.
B.Pendidikan Islam dan Stratifikasi Sosial
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah pendidikan berawal pada istilah "didik" beserta memberinya kata "pe" dengan akhir "an", mengandung arti "perbuatan"(hal, cara dan sebagainya).[1] Sebutan pendidikan ini berawal pada istilah yunani, yaitu"paedagogie", dan bermakna bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan "education" yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan "tarbiyah" yang berarti pendidikan.
 Menurut Muhaimin (2001:29) Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dalam banyak hal yaitu antara lain:
 a. Pendidikan Islam adalah pendidikan Islam, khususnya pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dasar dan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.Sumber dasarnya adalah Al Quran dan Hadits.
 b. Pendidikan Islam atau pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mendidik agama Islam atau ajaran Islam beserta nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
 c. Dibandingkan dengan Pendidikan pada masa lalu atau proses dan praktik pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses akulturasi dan pewarisan ajaran agama, budaya dan peradaban umat Islam dari satu generasi ke generasi berikutnya yang berbeda-beda sepanjang sejarahnya[2].
[3]Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tingi dalam arti mental.Sering kita terjebak dengan dua istilah antara pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam (PAI) padahal hakikatnya secara substansial pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam sangat berbeda. Usaha-usaha yang di ajarkan tentang personal agama itulah yang kemudian bisa disebut dengan pendidikan Agama Islam, sedangkan pendidikan Islam adalah nama suatu sistem, yaitu sistem pendidikan Islam. Pendidikan agama Islam yang dibahas di sini merupakan suatu upaya dalam bentuk Merawat dan menasihati siswa untuk nanti setelah menyelesaikan studinya Pendidikannya juga memungkinkannya memahami dan menerapkan ajaran Islam mengubahnya menjadi visi hidup.
Â
studi Islam; Pendidikan berasal dari arti kata mendidik mengajar dan merawat. Setelah dibandingkan dengan pendidikan, bisa kami jelaskan sebagai proses berkesinambungan untuk merawat dan melestarikan pertumbuhan tubuh dan pengembangan bakat manusia agar mampu Melatih manusia yang berilmu, berakhlak mulia dan mampu menjaga nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat.Pendidikan adalah suatu proses yang melibatkan penanaman sesuatu pada diri seseorang,Pendidikan adalah sesuatu yang lambat laun sudah mendarah daging dalam diri masyarakat."Proses pertumbuhan" mengacu pada metode dan sistem pertumbuhan yang disebut pendidikan progresif.Sederhananya, pendidikan Islam adalah pendidikan yang "berwarna-warni".Islam. Oleh karena itu, pendidikan Islam adalah pendidikan yang berlandaskan Islam.Oleh karena itu, nilai-nilai ajaran Islam sangat berwarna dan mendasar seluruh proses pendidikan.
Â
Ditinjau secara etimologis, istilah pendidikan Islam meliputi: berdasarkan dua kata, yaitu "pendidikan" dan "Islam". Definisi pendidikan sering disebutkan dengan berbagai istilah yaitu altelbiyah, al-taklim, al-ta'dib dan al-riyadoh.Masing-masing istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda-beda, sebab perbedaan konteks kalimat ketika menggunakan istilah-istilah tersebut. Tapi mendalam Dalam hal tertentu, semua istilah tersebut mempunyai arti yang sama, yaitu pendidikan.
Â
Pengertian pendidikan dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada saat itu Hal ini belum ada pada masa Rasulullah, namun upaya dan aktivitasnya sangat besar. Permasalahan agama termasuk dalam pengertian pendidikan masa kini di kalangan para ahli Banyak lembaga pendidikan menawarkan pemahaman dalam versi yang berbeda-beda,namun pada dasarnya keduanya mempunyai arti yang sama.Â
Menurut Poerbakawatja dan Harahap, "pendidikan adalah upaya yang disengaja oleh orang dewasa untuk memberikan pengaruh membesarkan anak hingga dewasa selalu dipahami sebagai memiliki [4]kemampuan untuk melahirkan tanggung jawab moral dan segala tindakannya.
Sedangkan menurut Muzayyin Arifin dalam buku Filsafat PendidikanIslam menegaskan bahwa "pendidikan adalah upaya untuk memajukan dan mengembangkan individu."Manusia, aspek mental dan fisiknya, juga harus terjadi secara harmonis perlahan-lahan".
Â
Stratifikasi sosial ialah pengelompokan dimasyarakat kedalam skala-skala khusus. pendapat etimologi bahasanya, stratifikasi berawal pada bahasa Yunani stratum memiliki arti tingkatan. berdasarkan Sosiolog italia, gaetano mosca, diferensiasi sosial jadi berkaitan sama sistem kekewenangan, khususnya ialah 1 golongan masyarakat mempunyai kewenangan pada kelompok lainnya.Pengertian stratifikasi sosial bisa berupa pengelompokan masyarakat secara sosiokultural, ekonomi, atau politik dalam suatu kelas. Perbedaan mendasar antara satu kedudukan sosial dengan kedudukan sosial lainnya terwujud dalam bentuk perbedaan kekayaan ekonomi,status sosial,pekerjaan,dan kekuasaan. ,dan sebagainya.
Â
tujuan pendidikan nasional, khususnya bahwa pengembangannya tidak hanyai membutuhkan keimanan ataupun agama, tetapi pengetahuan dan teknologi.benda agar mencapai kemakmuran hidup didunia untuk penunjangan untuk mencapainya hidup senang di akhirati.Mengenai tujuan pendidikan Islam, Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi berbicara:
 1. Tujuan pendidikan Islam adalah akhlak. Menurutnya, pendidikan karakter merupakan jiwa pendidikan Islam. Islam menyimpulkan hal itu Pendidikan akhlak dan akhlak merupakan ruh (jiwa) pendidikan Islam dan tujuannya Pendidikan Islam yang sejati adalah pencapaian kesempurnaan akhlak. Namun bukan berarti kita tidak mengedepankan pendidikan. pengetahuan fisik, intelektual, ilmiah, atau praktis lainnya, tetapi Kami juga memperhatikan aspek pendidikan moral memperhatikan ilmu-ilmu lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan batin jasmani, intelektual, ilmiah dan juga memerlukan pendidikan budi pekerti, minat dan kepribadian.Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan intelektual Membentuk kepribadian dan jiwa.
Â
2. Memperhatikan agama dan dunia pada saat yang bersamaan. Benar-benar usangPendidikan Islam tidak terbatas pada pendidikan agama saja Terbatas pada dunia saja. Rasulullah SAW pernah menyiratkan agar setiap Muslim bekerja demi agamanya dan dunia,seperti yang dia katakan:
Â
 "Berbuat baiklah pada duniamu seolah-olah kamu hidup selamanyadan beramallah untuk akhirat seolah-olah kamu akan mati esok hari"Berdasarkan hadis di atas dapat dipahami bahwa Nabi tidak sekedar melihat dia hanya memikirkan dunia, tetapi dia juga memikirkan pekerjaan dan amal untuk kehidupan selanjutnya. Jadi, tujuan pendidikan Islam bukan hanya itu saja terwujudnya kebahagiaan duniawi, namun juga terwujudnya kebahagiaan akhirat.
Â
Stratifikasi sosial adalah perbedaan demografis atau sosial dalam kelas lulusan yang terlihat pada kelas bawah nan sedang. Landasan lan maksud konsep stratifikasi sosial ialah adanya ketimpangan pembagian kewenangan, kewajiban di pribadi dan golongn didalam konsep sosial. Klasifikasi kedalam status ini di awali kepada konsep sosial tertentu atas skala hierarki kekewwenangan, keistimewa, lan prestise yang lebih tinggi.
Â
Rakyat berfungsi menjadi kumpulan warisan budaya biasaan berlanjutan, dan selanjutnya menjadi elastis pantas pada keadaan, kondisi, lan keperluan rakyat. Oleh karena itu, pengetahuan dapat dipahami menjadi penyuluhan. Rakyat miliki penilaian pada skala khusus dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Lantaran penekanan pada skala lan benda terpilih, jadi timbullah stratifikasi sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial endingnya diketahui masyarakat dan kemudian dilakukan di masyaratak. Jadi awalnyanya stratifikasi sosial dilakukan kedalam lingkungan agar mengeseimbangkan pengalokasian kepunyaan, kewajiban nan kewajibawan kedalam pengalokasian hak-hak sosial serta akibatnya di antara anggota masyarakat.
Â
 Adanya stratifikasi sosial ialah akibat sejak keseharian orang-orang bagaikan berinteraksi atau bersosialisasi satu sama lain dengan runtut ataupun sistematis, maupun pribadi ataupun golongan. tetapi bentuk hidup bersamaan yang terjadi, memerlukan rencanaan dan pengelompokan dalam runtutan kehidupam tersebut, dan endingnya sedikik berarah kepada yang individu ucap dengan pemisahan lapisan sosial.
Â
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian stratifikasi sosial:
Â
Pitirim A. Sorokin
Memahami stratifikasi sosial sebagai populasi ataupun pembagian masyarakat didalam tingkat yang diatur berdasarkan tahapan (hierarki).
Â
Max Weer
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pengklasifikasian kelompok yang termasuk didalam konsep sosial beberapa didalam hierarki berdasarkan dimensi penguasaan dan prestise perkotaan.
Â
Cuer
mendefinisikan stratifikasi sosial ialah contoh yang didasarkan pada berbagai jenis hak.
Â
Dr. M.Z. memblokir
mengklasifikasikan orang-orang yang termasuk dalam sistem sosial tertentu di strata hierarki berdasarkan dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
Â
Stratifikasi sosial ialah penggolongan manusia yang ada didalam konsep sosial khusus didalam hierarki berdasarkan dimensi kekuatan, hak khusus, dan prestise. Relaksasi stratifikasi sosial [5]kelompok berdasarkan adanya simbol-simbol nilai atau nilai-nilai yang baik secara sosial. Stratifikasi sosial adalah penggolongan kelompok masyarakat ke dalam banyak kelas tertentu yang berbeda. Menurut etimologi bahasanya, stratifikasi berasal dari kata Yunani stratum yang berarti lapisan.Â
Â
Menurut sosiolog Italia Gaetano Mosca
Perpecahan di kelompok ini berkaitan dengan konsep kekuasaan, khususnya kekuasaan yang dimiliki suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok lain. Stratifikasi sosial juga dapat berarti pembagian orang ke dalam strata hierarki secara sosial, budaya, ekonomi, atau politik. Perbedaan antara satu status sosial dengan status sosial lainnya didasarkan pada perbedaan ekonomi, kekayaan, status sosial, pekerjaan, kekuasaan, dan lain-lain.
Â
Sistem stratifikasi sosial adalah pembagian penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang diwakili oleh kelas atas, kelas menengah, dan kelas menengah. Landasan dan inti sistem stratifikasi sosial adalah adanya ketimpangan pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab antar individu dan kelompok dalam sistem sosial. Klasifikasi kelas ini didasarkan pada sistem sosial tertentu, dibagi menjadi strata yang lebih hierarkis menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
Â
Rakyat memiliki peran dalam mewariskan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, beradaptasi secara fleksibel terhadap keadaan, kondisi, dan kebutuhan sosial. Oleh karena itu, pengetahuan dipahami pada sosialisasi. Setiap masyarakat menghargai nilai-nilai tertentu dan hal-hal tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Akibat penghayatan terhadap nilai dan benda tertentu, maka timbullah stratifikasi sosial dalam masyarakat. Seiring berjalannya waktu, stratifikasi sosial akhirnya diketahui masyarakat dan kemudian diterapkan.
Â
Perbedaan kelas sosial antar kelompok didasarkan pada adanya simbol-simbol yang mempunyai nilai sosial atau kebahagiaan. Stratifikasi sosial terjadi karena adanya nilai-nilai yang bersifat mendasar dan sulit dicapai, sehingga siapa pun yang menganut nilai-nilai tersebut lebih menghargai ``harga'' dibandingkan nilai-nilai lainnya.Dalam proses terbentuknya kelas sosial, terdapat beberapa penyebab yang menyebabkan munculnya kelas sosial.
Â
Stratifikasi spontan:Biasanya karena kecerdasan, usia, keaslian genus dan warisan.Struktur yang disengaja:Biasanya melibatkan alokasi formal kekuasaan dan wewenang dalam organisasi formal.[6]
Â
Jika ada dua atau lebih kelompok etnis dan satu kelompok etnis mendominasi kelompok etnis lainnya dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi stratifikasi berdasarkan etnis. Sedangkan stratifikasi terbentuk dari akar-akar sosial karena adanya kebutuhan masyarakat akan faktor-faktor sosial tertentu. Faktor sosial adalah ukuran yang biasanya ditentukan oleh masyarakat berdasarkan sistem nilai yang dianggap berharga. Faktor-faktor sosial yang berharga kemudian diperkenalkan sampai batas tertentu berdasarkan tingkat keramahan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara keseluruhan.
Â
Stratifikasi merupakan hasil interaksi antar anggota masyarakat. Oleh karena itu, jika individu-individu dalam masyarakat terus berinteraksi dalam jangka waktu yang lama, mereka akan cenderung membandingkan dirinya dan mengutamakan individu lain. Karena setiap masyarakat mempunyai hierarki. Dalam hierarki ini, anggota masyarakat ditempatkan pada kedudukan sosial tertentu, lebih tinggi atau lebih rendah, superior atau inferior, yang sering terlihat dalam hubungannya satu sama lain. Praktek ini kemudian dikenal sebagai stratifikasi sosial. Selain kriteria di atas, terdapat juga kriteria pembagian kelas sosial.
 Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial Menurut Soerjono Soekanto, sifat stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Â
Stratifikasi sosial tertutup
Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk mencapai status dan kehormatan yang tinggi dalam masyarakat adalah melalui kelahiran atau darah. Sistem stratifikasi sosial tertutup mengatur perpindahan seseorang dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Satu-satunya cara untuk menjadi bagian dari kelas sosial tertentu adalah melalui kelahiran. Alasan mengapa India menganut sistem kasta tertutup adalah karena masih menganut sistem kasta. Dalam sistem stratifikasi sosial yang tertutup, kemampuan berpindah dari satu jabatan ke jabatan lain menjadi terbatas.rakyat. Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk mencapai status dan kehormatan yang tinggi dalam masyarakat adalah melalui kelahiran atau darah.
Â
Dalam sistem kelas sosial ini, setiap orang mempunyai peluang untuk mencapai kelas sosial yang lebih tinggi berdasarkan kemampuannya masing-masing. Di sisi lain, setiap anggota masyarakat juga dapat berpindah ke kelas sosial yang lebih rendah. Dalam sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai hak dan kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya, meningkatkan statusnya atau bahkan memantapkan atau menurunkan statusnya sesuai dengan mutu dan mutu perusahaan itu sendiri. Dalam hierarki ini, setiap anggota masyarakat seringkali memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja keras guna meningkatkan status dan kebahagiaannya. Sistem ban terbuka lebih dinamis dan anggotanya cenderung ambisius.
Â
Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan gabungan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka. Untuk berpindah ke kelas sosial lain, seseorang harus pindah ke wilayah di mana kelas sosial tersebut berpikiran terbuka. Kita bisa mencontohkan seseorang yang berasal dari kasta Sudra yang mungkin pindah ke suatu daerah yang masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta tersebut.
Â
Beberapa masyarakat di seluruh dunia mempunyai kelas yang sangat ketat. Karena masyarakat dalam kelompok ini menikmati hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum yang ada pada masyarakat terkait. Anggota komunitas ini sering kali memiliki kesadaran dan pemahaman yang jelas tentang struktur kelas sosial secara keseluruhan. Misalnya di Inggris, ada istilah commoner untuk rakyat jelata dan noble untuk bangsawan. Sebagian besar warga negara Inggris mengakui kaum bangsawan sebagai yang lebih tinggi dari rakyat (menurut adat).
Â
Kamanto Sunarto, dalam bukunya "Pengantar Sosiologi" menyatakan bahwa pengaruhnya adalah adanya kesenjangan kelembagaan sosial (stratifikasi sosial), terutama akibat simbol-simbol yang mewakili kedudukan seseorang dalam suatu perusahaan. Keberadaan tersebut menyebabkan munculnya perbedaan gaya hidup. Pada saat yang sama, menurut Peter Berger dalam bukunya The Social Construction of Reality, orang yang selalu menggunakan simbol untuk menunjukkan kepada orang lain apa yang telah dicapainya mungkin menyimpulkan bahwa simbol status digunakan untuk menyatakan posisi seseorang. Simbolisme status ini diungkapkan melalui sapaan, gaya berbicara, dan komunikasi nonverbal seperti gerak tubuh, gaya berpakaian, dan penggunaan aksesoris. Selain itu, semua perbedaan dalam stratifikasi sosial ini mendiversifikasi struktur sosial. Masyarakat pluralistik seringkali memiliki budaya yang berbeda.
Â
Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk mencapai kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat publik. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar pula harapan untuk mencapai tujuan tersebut Itu. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk mengakses lapisan yang lebih tinggi. Keterangan Hal ini menekankan bahwa pendidikan adalah jalan menuju mobilitas sosial.sedangkan mobilitas sosial adalah pergerakan masyarakat dalam beraktivitas menuju perubahan lebih baik. Seperti yang Horton dan Chester mengtakan:
Â
"Mobilitas sosial adalah perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. (Abdullah Idi, 2013:195)Secara umum, masyarakat Muslim tidak menganggap kelas sosial sebagai perbedaan tingkat kekayaan,perbedaan kekuasaan atau duniawi karena perspektif Islam menekankan hal itu Semua makhluk hidup pada dasarnya sama, tetapi derajatnya berbeda-beda jika dilihat dari satu sudut pandang.visi iman dan amal. (Abdul Qodir, 2011:30).Dekonstruksi pendidikan dipahami sebagai proses transfer nilai yang mengejar tiga tujuan, yaitusebagai berikut:
Â
Pertama, pelatihan manusia bias antar kemampuan kemampuan kognitif dan psikomotorik di satu sisi, serta kemampuan emosional, yang dalam hal ini mungkin terjadi diartikan sebagai suatu proses yang melahirkan karakter, nilai-nilai budaya yang luhur serta pemahaman yang mendalam dan sikap.
Â
Kedua, adanya sistem nilai yang "ditransfer" sebagai bentuk implementasi dari proses pembinaan (IMTAQ dan iptek), yang meliputi ketaatan manusia, moralitas dan selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan manusia, dengan alam dan lingkungan.
Â
Ketiga, merupakan bentuk transformasi nilai-nilai yang mendukung proses industrialisasi dan penerapan teknologi, seperti menghargai waktu, etos kerja yang tinggi, disiplin, mandiri, berwirausaha, dan lain-lain.
Â
Pendidikan dikatakan bermutu apabila mempunyai kemampuan membangun, mengembangkan,dan mengangkat manusia pada tahap integrasi manusia seutuhnya memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban manusia ke arah peradaban yang lebih baik. (Mansur Muslich, 2011: 36-37), sedangkan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat terus berkembang secara bertahap,keterampilan sukses mencakup tiga pilar keterampilan utama yaitu keterampilan belajar, keterampilan berpikir (thinking skill) dan kecakapan hidup (life skill). (Daryanto dan Suryatri Darmiatun, 2013: 5).
Â
Berdasarkan penjelasan di atas ditegaskan bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dalam proses pengembangan terencana berbagai jenis potensi manusia, seperti:sifat kepribadian, kepribadian,kemampuan belajar, keahlian di bidang tertentu ( keterampilan),. Sejalan dengan argumen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Islam sebagai agama yang bersifat universal, diakui oleh para pemeluknya sebagai visi hidup (the Why of Life) dalam aktivitas sehari-hari, menempatkan (mensandingkan) pendidikan pada posisi yang sangat strategis, Jika di atas Asumsi menilai pendidikan sebagai penentu seluruh kepentingan manusia di dunia, Oleh karena itu, pendidikan Islam tidak dapat dipandang secara fungsional sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dasar manusia di akhirat. (Anonim, 2007: 34). Ada beberapa kata dalam Al-Qur'an yang digunakan untuk menyebut masyarakat atau kelompok manusia, antara lain: Qoum, Ummah, Shu'ub, dan Qabail. (Ali Nour al-Din, 2011: 20-25) Berdasarkan penjelasan di atas, dalam bahan acuan utama pendidikan Islam (Quran dan Hadits), terdapat beberapa unsur patut dijadikan landasan dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.
Â
Dampak Stratifikasi Sosial
Kelas sosial yang terbentuk dalam masyarakat tentunya mempunyai dampak positif dan negatif. Hal ini merupakan dampak dari stratifikasi sosial dalam masyarakat. Dampak Positif Stratifikasi Sosial :
1. Keinginan seseorang untuk meningkatkan taraf hidupnya baik secara ekonomi, politik dan sosial, menuntutnya untuk bekerja keras secara Adil, Unggul dan Siap Bersaing.
2. Mendorong pembangunan yang adil di seluruh wilayah seiring upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi kesenjangan dan kesenjangan sosial. Dampak negatif stratifikasi sosial :
1. Konflik antar kelas dan kelompok sosial karena menganggap dirinyalah yang terbaik.
2. Konflik antar generasi, terutama antara generasi tua dan generasi muda karena mereka yakin keduanya lebih baik .
 B.Konsep Stratifikasi Sosial dan Penyebabnya Dalam Lembaga Pendidikan
    1. Konsep Stratifikasi Sosial
a. Stratifikasi sosial atau konsep kelas bisa tercipta dengan disengaja ataupun tak disengaja. Stratifikasi akan dibentuk dengan disengaja terbentuk dengan perjanjian dimasyarakat agar tercapai sasaran seimbang. adapun stratifikasi sosial akan disengaja di adakan antara kekuasaan dan kewenang pribadi di golongan umum pemerintah militer yang pangkat karyawan di perusahaan.
b.Stratifikasi sosial ialah salah satu konsep akan membedakan pribadi atau golongan di publik, membedakan hierarki di kasta sosial akan membedakan dan memberi keistimewaan dan keharusan nan beda kepada pribadi antar kasta (kasta bawah). Landasan nan maksud konsep stratifikasi sosial iaalah adanya ketimpangan pembagian kekuasaan, kewajiban nan kewajiban setiap pribadi dan golongan di konsep sosial. Klasifikasi di suatu kelas-kelas ini didasarkan pada sistem sosial tertentu yang memiliki hierarki kekuasaan,hak istimewa,dan prestise yang lebih tinggi.Stratifikasi sosial terjadi karena adanya pembagian (pembagian) tingkat sosial dalam masyarakat. Kelas sosial adalah sekelompok manusi yang berdiam di kedudukan yang setarad di rantai kedudukan sosial.
c.Kekuasaan merupakan ukuran status setiap individu dalam masyarakat.Semakin kaya seseorang,semakin tinggi statusnya di masyarakat.Pada saat yang sama,kekayaan ialah otoritas pun jadi kriteria pembentukan golongan publik ke kasta sosial khusus. Kebanyakan,politisi dan eksekutif industri ada pada posisi teratas. Stratifikasi sosial ialah balasan sosial yang wajib tersedia,karena menghilangkannya akan mengakibatkan masyarakat menjadi stagnan dan rapuh. Keberadaan kelas sosial yang lebih tinggi mendukung kelompok yang lebih rendah terhadap ancaman eksternal dan internal.Hal ini mengarah pada suatu sistem stratifikasi sosial yang penting bagi pembentukan psikologi sosial, yang dinyatakan sebagai skema jumlah, kondisi mental, perbuatan, ke pribadian, dan lain-lain bermakna aktivitas setiap hari yang bermakna peraturan (sistem) ataupun minimal realisasi pribadi.
d.adapun suatu syarat amat global bagi adanya paguyuban yang berlapis bersama ialah perkembangan kekebalan produktif. Berarti waktu yang panjang, proses ini menghasilkan tingkat produksi yang jauh lebih tinggi daripada yang dibutuhkan manusia agar terus bertumbuh. Karena ini, kelebihan produksi memberikan manusia melebihi pada yang dibutuhkan adapun resikonya, ketimpangan sosial perlahan-lahan meluas di masyarakat. Konsep surplus ini berpendapat lapisan sosial dimaksudkan untuk makin memajukan keahlian pengertian beserta teknologi, dan penting untuk meningkatkan kapsitas ekonomi agar mencapai kenaikan keuangan melewati perlawanan komunal lalu ini yang menjadi pemicu terjadinya penjenjangan sosial.[1]
 2. Penyebab Stratifikasi
Â
Dalam kehidupan, masyarakat memiliki sesuatu Rasa hormat dan nilai dapat berupa kecerdasan, kekayaan, kekuasaan, profesi, prestise, keaslian anggota masyarakat.dan sebagainya. Selama manusia bisa membedakan imbalan menuju sesuatu yang menjadi milik kita pasti akan lahir kelas masyarakat. Semakin banyak aset yang Anda miliki,sosial atau kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu Semakin tinggi peringkatnya, semakin tinggi pula kedudukan atau kelasnya. Di depan bagi mereka yang memiliki sedikit atau tidak sama sekali sama sekali, maka mereka memiliki posisi dan lantai bawah.
Â
Munculnya sistem kelas dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan terjadi secara spontan atau sengaja diorganisir untuk melanjutkan tujuan bersama.Sistem kelas sosial yang sengaja terstruktur sering mengacu pada pembagian kekuasaan dan wewenang pejabat di organisasi resmi.Itu sebabnya di masyarakat Manusia hidup teratur sehingga mempunyai kekuasaan dan wewenang Sumber daya yang ada harus didistribusikan secara teratur dalam suatu organisasi vertikal atau horizontal.Jika tidak maka kemungkinan besar terjadi Konflik dapat membahayakan keutuhan masyarakat.
Â
Sifat sistem stratifikasi sosial adalah tertutup dan ada sesuatu yang terbuka. Yang tertutup tidak mungkin pindahkan orang dan dari kelas ke kelas ya gerakan ke atas atau ke bawah. Keanggotaankelas mandiri, diperoleh dari atau melalui kelahiran.Sistem kelas tertutup dapat diamati dalam masyarakat kelas,dalam masyarakat feodal, atau dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi yang ditentukan oleh perbedaan balapan. Dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi Terbuka, setiap anggota mempunyai kesempatan untuk berusaha sebaik mungkin dengan kemampuannya sendiri untuk menaiki tangga sosial, atauJika tidak, mungkin akan jatuh ke lapisan terbawah.
Â
Beberapa kriteria menyebabkan stratifikasi masyarakat:
Â
a.Ukuran pengetahuan biasanya seseorang atau suatu kelompok yang seringkali mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi menduduki posisi tertinggi dalam masyarakat. Misalnya, seseorang Orang yang bergelar sarjana memegang posisi lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA atau SLTA/SLTP. Tapi ukuran ini terkadang menimbulkan dampak negatif karena sifatnya yang mendalam Realitas masyarakat saat ini adalah mutu atau kualitas ilmu pengetahuan Pengetahuannya bukan lagi menjadi tolak ukur, melainkan tolok ukurgelar yang dipegangnya. Dan ukuran ini terbatas
Â
b. Mengukur kekayaan. Seseorang dengan kekayaan sebagian besar termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan ini dapat dilihat melalui ukuran rumah, kendaraan pribadi, dan luasnya kepemilikan tanah, pakaian, dll
Â
c. Buku kekuasaan dari otoritas Orang yang paling tinggi menempati lapisan paling atas, misalnya seseorang Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dan dibawahnya Ketua Rukun Tetangga (RT).
Â
d.Ukuran kehormatan seseorang adalah dihormati dan dihormati secara sosial dalam masyarakat biasa kedudukan tertinggi dalam masyarakat, khususnya di masih merupakan masyarakat tradisional. Biasanya memang begitu kelompok ulama/kyai, ustadz, tokoh/pemimpin suku, sanak saudara atau seseorang yang mempunyai pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini seorang pahlawan.[2]
D. Mini Riset
Pendidikan Islam dan Stratifikasi Social
Â
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
      Penelitian ini dilaksanakan di rumah bapak Muhammad Darsum yang bertempat di Desa. Jubung Kec. Sukorambi Kab.Jember Pada tamggal 6 Oktober 2023
Metode PenetilitianÂ
      Dalam penelitian ini saya menggunakan metode wawancara. Wawacara ini saya lakukan salah satu Guru bernama Bapak Muhammad Darsum
Teknik Pengumpulan Data
      Dalam peneletian ini instrument sebagai alat pengumpulan data yang digunnakan adalah teknik Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang terjadi antara sumber dan pewawancara Tujuan pengumpulan data berupa informasi, observasi Amati dengan cermat aktivitas objek tertentu langsung di lokasi penelitian, pencarian adalahMetode pencarian Temukan data/informasi yang Anda cari dalam file tersebut Pengumpulan data dengan tipe data yang sama, dan lampiran sebuah gambar.
HASIL DAN PEMBEHASAN
Lampiran Hasil Wawacara
Identitas Diri
Nama : Muhammad Darsum
Profesi : Guru Agama SD
Alamat : Jubung,sukorambi,jember
Tanggal : 6 oktober 2023
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan :apakah ada stratifikasi sosial di sekolahan ini?
Jawaban :ada
Pertanyaan :Apa contoh Stratifikasi sosial yang ada di sekolah?
Jawaban :Contohnya adalah siswa berasal dari keluarga orang terpandang atau orang kaya
Pertanyaan :Apa ada juga stratifikasi yang berada pada guru?
Jawaban : ada seperti guru yang sudah senior atau guru yang sudah bergelar tinggi
Pertanyaan : bagaimana cara peran dalam mengatasi stratifikasi yang ada di sekolah?
Jawaban : Guru memberikan program nutrisi dan stimulasi harus diberikan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah., Guru menciptakan mekanisme sosial yang mendukung.Guru memberikan pembelajaran secara kontekstual disesuaikan dengan perbedaan masing-masing siswa., Guru bersikap profesionalisme, agar dalam pembelajaran tidak memandang perbedaan siswa-siswa yang berasal dari lapisan atas ataupun bawah.,Dalam menghadapi perbedaan yang ada di kelas, Guru harus bersifat bijaksana. Artinya guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik siswa dan bersikap adil.
Pembahasan Hasil Wawancara
      Pendidikan memainkan peran yang sangat menentukan dalam pengembangan dan pelatihan pribadi, dan tingkat pendidikan seseorang terkait dengan posisi sosialnya. Dalam hal ini, pendidikan memegang peranan strategis dalam membentuk stratifikasi sosial.
      Menurut narasumber ada beberapa cara mengatasi stratifikasi dalan sekolah yaitu:
Guru memberikan program nutrisi dan stimulasi harus diberikan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
2. Guru menciptakan mekanisme sosial yang mendukung.
3. Guru memberikan pembelajaran secara kontekstual disesuaikan dengan perbedaan masing-masing siswa.
4. Guru bersikap profesionalisme, agar dalam pembelajaran tidak memandang perbedaan siswa-siswa yang berasal dari lapisan atas ataupun bawah.
5. Dalam menghadapi perbedaan yang ada di kelas, Guru harus bersifat bijaksana. Artinya guru harus bersikap sesuai dengan karakteristik siswa dan bersikap adil.
     Jadi guru berperan penting dalam stratifikasi sosisoal yang ada di sekolah karena guru mempunyai peran penting atas perkembangan dan pembentukan individu
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadamanita, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976)
Indonesia Student.Pengertian Pendidikan Islam Menurut Para Ahli dan Tujuannya. https://www.indonesiastudents.com/penge rtian-pendidikan-islam-menurut-para- ahli-dan-tujuannya/. 02 oktober 2021
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010) 2-3
[1]Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) 1-2
Ari Welianto. Stratifikasi Sosial: Arti, Dasar, dan Jenisnya.Wahdi Sayuti. ILMU PENDIDIKAN ISLAM; Memahami Konsep Dasar dan Lingkup Kajian. https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmup endidikanislam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H