"Ayah gue KDRT." Ungkap Arka.
Alena menoleh,terkejut.
"Lo inget, waktu sekolah dulu lo tanya sama gue kenapa wajah gue biru-biru? Itu gue habis dipukulin."
"Saat hari itu,setelah gue pulang ketemuan sama lo,gue ngecek website dan gue lolos,gue daftar kuliah dan audisi saat itu.Tapi ayah gue nggak ngizinin gue buat ikut itu.Gue dimarahin habis-habisan sampek ayah mau mukul gue lagi.Gue kecewa banget kenapa Ayah gue harus kayak gitu,nggak dukung gue bahkan sampek mukulin gue.Gue strees banget saat itu dan akhirnya gue mutusin buat keluar dari rumah dan coba buat mempertaruhkan hidup di Jakarta."
"Ka.."Ucap Alena pelan
"Gue saat itu nggak hubungin siapapun bahkan gue sendiripun nggak izin sama ibu gue.gue Cuma ningglain surat yang lo bawa waktu itu. Dan lo tau kan isinnya apa?"
Alena mengangguk.
"Iya, gue nyuruh ibu gue buat keluar dari rumah itu ninggalin ayah gue. Gue nggak rela ibu gue dipukulin sama ayah gue terus-terusan. Dan untungnya ibu gue mau ngabulin itu semua."
Alena kini menatap Arka, mendengarkan.
"Gue pikir di Jakarta semuannya akan berjalan lancar, tapi ternyata gue salah. Itu nggak semudah yang gue bayangin."
"Gue berusaha siang malem buat bertahan hidup. Dari pagi sampai siang gue latihan buat karir gue, malemnnya gue kerja buat menuhin kebutuhan hidup gue dan ibu."Ucap Arka tersenyum tipis sambil melihat langit malam.