Mohon tunggu...
Putra Muhammad Dwiki Adama
Putra Muhammad Dwiki Adama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Halo semuanya selamat datang, terimakasih telah berkunjung ke profil kami

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mangata

24 Desember 2021   11:25 Diperbarui: 24 Desember 2021   11:37 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mangata

Memang benar kata orang,ketika seseorang berumur 18-23 tahun mereka akan dihadapkan pada sesuatu yang harus mereka pilih yang mereka sendiripun tidak akan tahu akhirnya seperti apa. Mungkin ini juga yang dialami oleh remaja berusia 18 tahun, Arka. Arka adalah seorang remaja yang sekarang duduk di kelas 12 sebuah SMA di Surabaya. Arka mempunyai seorang sahabat yang bernama Alena. Alena adalah sahabatnya dari kecil  yang selalu satu sekolah dengannya.

"Lena!!!" Teriak Arka dari depan kamar Alena. Memang setiap hari Arka selalu berangkat dengan Alena.Pintu rumah Alena pun selau terbuka lebar untuk Arka.Jadi tak jarang jika Arka selalu teriak-teriak seperti itu di depan kamar Alena jika sudah telat.

"Iya!!,tunggu napa..Sabarr"Teriak Lena tak kalah nyaring. "Cepetan Lena...Udah mau jam 7 ini!!"

"Iya...Entar lagii"

"Gua hitung sampek 10 lo nggak keluar gua tinggal ya!" "1...2...3...4...5...6...7...8...9..Se.."

"Iyaa ini udahh, ayoo." "Dasar lu ya." Sinis Arka.

Mereka kemudian berangkat kesekolah, untung saja mereka tidak telat sampai disana. Pelajaran berjalan seperti biasannya sampai mereka pulang sekolah.

"Oiya anak-anak, sebelum pelajaran hari ini ibu tutup, ada pesan dari bapak ibu BK untuk segera berkonsultasi kepada orang tua tentang pendidikan tingkat lanjut kalian ya. Hal ini untuk menyikapi nanti kalau ada kesulitan kalian bisa konsultasi dengan bapak ibu guru. Kalau bisa minggu depan sudah bisa mengambil keputusan ya. Terimakasih anak-anak. Selamat Siang."

"Siang Bu."

Setelah Bu Guru keluar dari ruang kelas, 10 menit kemudian Alena menghampiri Arka yang sedang bermain game dengan teman-temannya.

"Ka...Arka!..Arka!!" Panggil Alena Jengkel.

"Apaan?!" Kata Arka sambil terus memainkan gamenya. "Pulang yukk."

"Entaran napa, biasanya lo juga jam segini masih nonton drakor sama temen-temen lo."

"Males ahh..Lagi nggak mood.Ayuuk lah pulang."

"20 menit lagi yaa,masih seru nih main game."

"Yahh..nggak asik loo, padahal kalau pulang sekarang gua mau traktir lo makan di resto yang baru opening itu,kalau nanti keburu habis makanannya." Kata Alena sambil berjalan malas ke bangku kosong.

"Yokk gass!!" Arka langsung berdiri untuk pulang ketika mendengar Alena akan mentraktirnya makanan.

"Hee? Lo tuh ya, kalau soal makanan aja gercep." Heran Arka.

***

Sesampainya di Restoran.

"Emang ya dari dulu ni makanan walaupun cabangnya udah banyak, rasanya tetep enak aja." Kata Arka sambil melahap makananya.

"Bukannya menurut lo makan dimana aja yang penting gratis enak ya?" Kata Alena sambil menatap Arka dan keheranan melihat Arka yang makan begitu lahap.

"Hehe, iya juga sih. Udah gih makan, entar keburu dingin." Sambil memakan makanan mereka.

"Eh Ka, Lo udah kepikiran belom mau ngelanjutin sekolah dimana?" Tanya Arka

"Hmm, gue? Tau ahh yang penting bisa dapet duit gue, wkwkw." Canda Arka.

"Ihh,beneran Ka..Gue serius."

"Iya..Iyaa...Kalau gue sih lebih tertarik ke musik atau bisnis gitu sih. Kalau lo?"

"Gue sih pengen kedokteran gitu Ka."

"Hahh?beneran?Otak lo nggak nge-lag nanti?!Wkwkwk." Canda Arka

"Ih..kok ngeledek sihh!!Lo kan tahu gue dari dulu pengen ambil kedokteran." Kata Lena sambil memasang wajah kecewa.

"Iyaa..iyaa bercanda Leenn. Gue tahu kok lo dari dulu pengen itu kan?"

"Nahh..tu tahu..Ngomong-ngomong lo udah ngasih tau orang tau lo?" Tanya Alena "Tau ahh..Gelapp..Males gue mikirin itu."Jawab Arka asal-asalan.

"Ihh..Gimana sih lo tuh."Heran Alena.

***

Sesampainnya di Rumah, Arka memikirkan perkataan Alena barusan. Apakah ia perlu untuk bertanya kepada orang tuannya.

"KAMU TUHYA..NGGAK USAH..ASHFDGHSBVHLK!!!" Terdengar suara ayahnya yang berteriak kepada Ibu Arka.

"AHH SIAL!!!"Arka kemudian langsung menyalakan speakernya keras-keras hingga volumenya full. Tak lama kemudian ayahnya menghampiri Arka kemudian memukulnya.

"KAMU TUH YA DASAR ANAK NGGAK TAHU TERIMAKASIH!!!APA MAKSUD KAMU BEGITU HA?!!!"

Menurut Arka, lebih baik dia yang dipukul oleh ayahnya daripada ibunnya. Meskipun kemudian ibunnya akan menangis sambil mengobati luka di wajah Arka. Itu lebih baik daripada Arka harus melihat ibunnya terluka.

***

Beberapa minggu kemudian setelah pengumuman kelulusan. "Arkaaa...Gue diterima di Fakultas Kedokterann!!" Ucap Alena Senang.

"Wihhh pinter juga lo wkwkwk. Selamat ya." Ucap Arka sambil tersenyum senang. "Lo Gimana Ka?Udah lihat pengumuman belum?" Tanya Alena.

"Belum nih,,Nanti aja Gue dirumah." "Ooo..Okey..Nanti kabarin ya."

"Siapp Bu Dokter wkwkwk." Canda Arka

Sesampainya dirumah, Arka segera melihat pengumuman di website yang tersedia. Selain mendaftakan di Universitas, Arka sebenarnya juga mengikuti audisi kompetisi music.Betapa senangnya Arka ternyata ia lolos kedua-duannya. Tanpa diketahui oleh Arka, ternyata ayahnya sedang berada dibelakangnya dan tengah mengawasinnya. Melihat hal tersebut Arka langsung dilabrak oleh ayahnya.

"APA INI?!MAU JADI APA KAMU?!"

"APA SIH?!" Ucap Arka Jengkel

"AYAH NGGAK SETUJU YA KAMU IKUT BEGINIAN!!"

"SIAPA YANG MINTAK PERSETUJUAN AYAH?!!NGGAK ADA!!SEJAK KAPAN AYAH NGURUSIN URUSAN ARKA!!! URUSIN AJA TEMEN-TEMEN AYAH YANG TUKANG MABUK ITU!!"

"DASAR KAMU YA!!!" Ucap ayah Arka marah.

"APA!!?MAU PUKUL ARKA LAGI?!!NGGAK CUKUP SELAMA INI AYAH

PUKULIN ARKA?!!KURANG PUAS?!!IYA!!" Arka menepis tangan ayahnya kemudian pergi kekamarnya sambil membanting pintu.

Arka hancur sehancur-hancurnya saat itu, perasaanya begitu hancur karena berpikiran kenapa seorang ayah yang seharusnya sayang terhadap anaknya malah sering memukulinnya seperti itu. Bahkan sampai memukul ibunnya juga. Ia tidak bisa terus-terusan seperti ini,ia harus merubah keadaan dirinnya dan juga ibunnya. Alhasil ia kemudian memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan melanjutkan audisi tersebut berharap untuk menjadi juara pada kompetisi tersebut. Ia harus mengesampingkan keinginannya untuk kuliah terlebih dahulu demi ibunnya agar bisa hidup lebih baik. Ia berfikir ia tidak bisa terus-terusan seperti ini, ia harus keluar dari ketergantungan terhadap ayahnya. Akhirnya ia mengambil keputusan yang menurutnya sangat tepat saat itu.

***

Keesokan harinnya, Ibu Arka menuju ke kamar Arka untuk membangunkan Arka. Namun, alangkah terkejutnya Ibu Arka ketika melihat kamar Arka kosong. Ibu Arka hanya melihat sepucuk surat di kasur Arka.

Ibu, maaf Arka pergi tanpa pamit. Arka tahu kalau Arka pamit sama Ibu, Ibu nggak bakal ngeizinin Arka buat pergi .Arka nggak mau terus-terusan hidup sama ayah. Arka mau nentuin hidup Arka sendiri. Arka mohon Ibu jangan sedih ya, Arka bakalan baik-baik aja kok. Arka minta ibu keluar dari rumah ya bu, Ibu kerumah Nenek. Aku rasa itu lebih aman darpada ibu harus tinggal sama Ayah. Arka mohon kabulin permintaan Arka ya buk..Arka nggak mau ibu disakitin Ayah lagi. Arka mohon ibuk keluar dari rumah ini secepatnya. Di lemari Arka ada sedikit tabungan Arka, Arka mohon gunain uang itu untuk bisa keluar dari rumah ya bu. Arka janji Arka bakal pulang dan jadi orang yang sukses..Doain Arka terus ya buk. Arka sayang ibu.

Arka

 

Ibu Arka tentu saja sedih membaca surat tersebut tersebut. Namun, karena teringat dengan pesan Arka.Ibu Arka segera membereskan barang-barangnya dan segera keluar dari rumah tersebut.

***

Ya. Arka pergi ke tempat audisinnya berlangsung yang diselenggarakan di Jakarta.Memang sangat jauh dan membutuhkan biaya yang mahal untuk bisa pergi

kesana.Namun, dengan sedkit uang tabungannya ,ia harus tetap pergi kesana untuk mengejar impiannya.Sesampainnya di Jakarta Arka langsung menuju ke tempat audisi. Selama disana ia dilatih setiap hari.Ia kemudian akan diselekti setiap 1 bulan sekali untuk melihat perkembangan dari setiap peserta.

Meskipun tinggal di asrama, Biaya makan dan kehidupan sehari-hari tetap ditanggung oleh masing-masing peserta.Karena Arka tidak mau membebani ibunnya,alhasil Arka kemudian bekerja paruh waktu disebuah restoran ketika malam tiba.Waktu malam yang seharusnya digunakan untuk istirahat,digunakan Arka untuk bekerja paruh waktu.Capek memang,tapi mau bagaimana lagi,ia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Tidak sampai disitu,Arka juga menyempatkan waktunnya untuk membuat channel YouTube untuk menambah penghasilannya.

***

Satu tahun sudah berlalu,Arka akhirnya lolos dan menjadi juara dalam kompetisi tersebut yang otomatis didebutkan menjadi penyanyi..Dengan suarannya yang lembut dan pembawaannya dalam bernyanyi yang tenang, akhirnya ia terpilih untuk dibuatkan lagu oleh management tersebut.Meskipun begitu, tidak serta merta ia terkenal begitu saja dan mendapatkan banyak uang.Ia harus mengeluarkan banyak uang untuk mempromosikan lagunnya,dan pastinnya terus berlatih untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih bagus lagi.

Ditengah kesibukannya,ada nomer yang tidak dikenal meneleponnya.Ia mengira mungkin itu dari pihak yang mau mempromosikan lagunnya,namun ia salah.

"Halo,dengan Arka disini"Kata Arka.

"Arka?" Deg. Ia ingat betul suara itu, suara yang setiap hari ia dengar dari kecil. Suara Alena. 

"Arka?Ini gue Alena." Ucap Alena sedikit menangis.

"Arka..please jawab..jangan kayak gini." 

"Gue mau ketemu sama lo."

"Gue ada di Jakarta.Gue samperin lo sekarang.Lo jangan kemana-mana."

Arka diam mematung.Darimana Alena mendapatkan nomornya?Bukankah nomornya yang lama sudah ia hapus.Yang ia punya hanya nomor ibunnya.Dan setaunya Alena tidak mempunyai nomor ibunnya yang baru.Ia sangat bingung,pasalnya Arka meninggalkan Alena begitu saja tanpa member apapun.Ia tidak mau Alena terlibat dalam permasalahan keluargannya yang rumit.Tidak lama kemudian,Alena datang ke tempat Arka.

"Arka!!!!"Teriak Alena sambil berlari kemudian langsung memeluk Arka.

"Lo kemana aja sih selama ini?Gue cari lo kemana-mana.hiks.. hiks"Ucap Alena sambil menangis.

Arka tidak berkata apa pun ia hanya diam mematung dan tidak membalas pelukan Alena.

***

Di Cafe

Arka tidak berbicara apapun,ia hanya menunduk sambil mengaduk-ngaduk minumannya, Alena yang melihat itu lantas memperhatikan Arka lekat-lekat.

"Kenapa sih lo kayak gini?Kenapa lo pergi tanpa kasih kabar ke gue sih?Lo tau,gue cari lo kemana-mana. Nomor nggak aktif,gue samperin lo kerumah juga nggak ada siapa- siapa. Sebenarnya lo kenapa sih?Kenapa harus pergi tanpa ngasih kabar?"Tanya Alena sedikit frustasi.

"Sorry Len karena gue nggak ngabarin elo. Gue nggak papa. Gue cuma mau pergi ke Jakarta aja."

"Bohong!!" 

"Beneran." Ucap Arka datar

"Terus kenapa nggak kasih kabar kalau mau pergi?Kenapa mesti ganti nomor dan blokir nomor gue?!"

"Ya nggak kenapa-kenapa,kemarin itu kepencet terus HP gue kecebur di bak mandi.Yaudah deh gitu ceritannya."

"Terus kenapa sekarang HP nya masih ada tapi nomornya udah nggak ada?"Tanya Alena memojokkan.

"Hmm..ituu."Arka mulai kehabisan kata-kata.

"Ini Apa?"Alena menyodorkan surat yang ditulisnya untuk ibunnya 1 tahun lalu.

Arka terkejut darimana Lena bisa mengetahui suratnya itu.Setahunnya.Alena tidak pernah bertemu dengan ibunnya.

"Lo sebenarnya anggep gue apa sih Ka? Emang gue se-childish itu ya sampek lo nggak mau cerita sama gue?Gue itu sahabat lo dari kecil Ka, kenapa sih nggak cerita ke gue."

Arka hanya diam.Ia berdiri hendak meninggalkan Alena sendirian. "Kalau lo pergi dari sini,Gue anggep lo bukan siapa-siapa gue lagi."

Arka berhenti sejenak,namun kemudian tetep melanjutkan langkahnya lagi. "Lo tega Ka sama gue."Ucap Lena kecewa

***

 

2 tahun berlalu.Sekarang Arka telah menjadi sosok idola baru di dunia  hiburan.Namannya sudah terkenal dimana-mana.Lagunnya trending dimana-mana dan menduduki puncak chard Indonesia.Tidak ada kabar dari Alena .Semenjak kejadian itu,sepertinnya Alena benar-benar menganggap Arka bukan sahabatnya lagi.Sakit memang,hanya karena Arka idak mau melibatkan Alena dalam masalahnya,Akhirnya persahabatan mereka yang harus menjadi korban.

Hari ini Arka ada jadwal performers dan wawancara dari salah satu stasiun TV terkenal.Ia ditanyai berbagai jenis pertannyaan.

"Nahh,Arka pertannyan terakhir nih,ini khusus request dari fans-fans kamu.Pertannya,apakah kamu punya pacar?Nggak mungkin dong seorang Arka nggak punya pacar hahaha"Tanya Si Pewawancara penasaran.

"Hahaha,ada-ada saja kalian ini.Ini harus dijawab pertannyaanya?hahaha." "Harus dong,pasti fans-fans kamu pada penasaran ini."

"Saya nggak punya pacar,bahkan saya belum pernah pacaran."

"Waahhh, fakta yang sangat menarik ini. Seorang Arka ternyata belum pernah berpacaran, hahaha."

"Nahh teman-teman semuannya, sampai disini dulu acara kita hari ini.Mungkin Arka ada pesan-kesan yang mau disampaikan."

"Hmm,apa ya..Cuma mau ngasih tau, mungkin apa yang kalian pikirkan itu belum tentu benar. Kalian nggak bakal tahu apa isi hati orang lain. Bahkan mungkin kalian sendiri pun nggak tahu apa yang sebenarnya ada di isi hati kalian. Jadi jangan terlalu mudah menyimpulkan sesuatu. Mungkin ada alasan tertentu kenapa orang tersebut nglakuin itu ke kalian."

"Waaww,Quotes yang cukup menarik dari seorang Arka Sang penyanyi kita. Baiklah cukup sekian pertemuan kita kali ini. Saya Hendra Kurniawan undur diri. Terimakasih."

Setelah selesai dari acara tersebut, ia kemudian pulang ke apartemenenya. Apartemen ini baru sekitar 1 Minggu yang lalu ia tempati. Ketika hendak menuju ke ruanganya, ia dikejutkan oleh bayangan orang yang sekilas mirip dengan orang yang tidak asing baginya. Ia mencoba mengikuti dan memanggilnya. Dan benar saja, itu Alena, Iya, Alena yang sudah 2 tahun tidak diketahui kabarnya,sekarang ia ada didepannya.

Alena menoleh, ia sempat sedikit terkejut. Namun kemudian merubah raut mukannya seperti biasa lagi.

"Siapa ya?" Tanya Alena datar. 

"Len, ini gue Arka, sahabat lo."

"Saya   nggak   punya   sahabat   yang   namannya                         Arka.Maaf   saya              capek,saya             mau istirahat."Ucap Alena .

"Len.Gue minta maaf,gue nggak maksud buat nyuekin lo."

Alena membalikan badannya menghadap Arka.Menatapnya datar.

"Gue mau ngomong sama lo."Kata Arka memaksa sambil menarik tangan Alena. Arka membawa Alena ke Rooftof apartemennya.

"Saya nggak punya waktu lama. Saya ada urusan."Kata Alena datar

Arka menatap Alena. Pikirnya,dimana Alena yang dulu, Alena yang matannya selalu berbinar-binar ketika bertemu dengan Arka.

"Gimana kabar lo?"Tanya Arka pelan. Alena tetap diam.

"Hufff"Arka menghela nafasnya pelan.

"Gue tahu gue salah,maaf gue nggak bermaksud buat ngga cerita semuannya sama lo." Alena tetap diam, mendengarkan.

"Maaf kalau kesannya gue tertutup banget sama lo, tapi maaf, waktu itu gue nggak sanggup cerita sama lo." Ucap Arka pelan.

"Sekarang gue mau cerita semuannya sama lo. Lo dengerin atau nggak, terserah. Yang penting gue udah cerita semua ke Lo."

Arka diam sejenak. Menarik napas

"Lo tahu?Kenapa gue langsung pergi gitu aja setelah lo ngabarin bahwa lo keterima di kedokteran. Mungkin lo udah tau dari surat yang gue tulis buat Ibu, tapi gue mau  cerita semuannya dari awal."

"Ayah gue KDRT." Ungkap Arka.

Alena menoleh,terkejut.

"Lo inget, waktu sekolah dulu lo tanya sama gue kenapa wajah gue biru-biru? Itu gue habis dipukulin."

"Saat hari itu,setelah gue pulang ketemuan sama lo,gue ngecek website dan gue lolos,gue daftar kuliah dan audisi saat itu.Tapi ayah gue nggak ngizinin gue buat ikut itu.Gue dimarahin habis-habisan sampek ayah mau mukul gue lagi.Gue kecewa banget kenapa Ayah gue harus kayak gitu,nggak dukung gue bahkan sampek mukulin gue.Gue strees banget saat itu dan akhirnya gue mutusin buat keluar dari rumah dan coba buat mempertaruhkan hidup di Jakarta."

"Ka.."Ucap Alena pelan

"Gue saat itu nggak hubungin siapapun bahkan gue sendiripun nggak izin sama ibu gue.gue Cuma ningglain surat yang lo bawa waktu itu. Dan lo tau kan isinnya apa?"

Alena mengangguk.

"Iya, gue nyuruh ibu gue buat keluar dari rumah itu ninggalin ayah gue. Gue nggak rela ibu gue dipukulin sama ayah gue terus-terusan. Dan untungnya ibu gue mau ngabulin itu semua."

Alena kini menatap Arka, mendengarkan.

"Gue pikir di Jakarta semuannya akan berjalan lancar, tapi ternyata gue salah. Itu nggak semudah yang gue bayangin."

"Gue berusaha siang malem buat bertahan hidup. Dari pagi sampai siang gue latihan buat karir gue, malemnnya gue kerja buat menuhin kebutuhan hidup gue dan ibu."Ucap Arka tersenyum tipis sambil melihat langit malam.

"Kenapa lo nggak bilang sih?Setidaknya lo bisa cerita ke gue." Tanya Alena sedih Arka tersenyum tipis.

"Gue nggak mau lo kepikiran sama gue. Gue tahu lo itu mahasiswa kedokteran, gue pun tahu kalau nggak mudah buat jadi mahasiswa di fakultas itu. Gue nggak mau ngebebanin lo sama masalah gue. Dan maaf, dari situlah gue mutusin buat nggak komunikasi sama sekali sama lo."

"Maafin gue Ka,gue nggak ngertiin lo,gue egois.Gue berpikiran bahwa lo itu nggak anggep gue sama sekali."Ucap Alena menahan tangis.

"Maafin gue yang selama ini nggak jujur sama lo dan malah jauhin lo Len.Gue Cuma nggak mau ada yang tahu masalah gue."

"Kenapa lo baru kasih tahu sekarang Ka?"

"Karena gue ngerasa udah saatnya gue kasih tau lo.Gue tahu kalau lo pasti benci banget sama gue tapi setidaknya gue udah cerita semuannya."

Hening sejenak

"Capek ya Ka?"Ucap Alena tiba-tiba "Hm hm."Ucap Arka pelan.

"Sini cerita nggak papa."

Arka menunduk, tak lama kemudian ia menangis sejadi-jadinnya. Ia menceritakan semuannya kepada Alena, tentang bagaimana perasaannya selama ini menjadi anak broken home, bagaimana rasannya capek dan susah tapi nggak ada yang peduli, tentang seberapa kerasnya dia berusaha buat dapetin semua ini. Tapi ya, ia bisa sesukses ini sekarang. Bagaimana pun, jika dulu ia tidak nekat untuk pergi ke Jakarta mungkin sekarang ia tidak akan menjadi seperti ini. Ya semua yang kita lakukan hari ini akan menentukan bagaimana kita 5 tahun kedepan. Semua kesulitan yang kita lalui akan menjadi pecut untuk kita agar jadi orang yang lebih baik lagi. Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan setelahnya. Jadi, apapun kesulitan yang kita dapatkan hari ini, kita harus tetap berusaha yang terbaik untuk kita. Jangan mudah menyerah, dunia masih cukup luas untuk dijelajahi.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun