Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit dan Bersaksi Mewujudkan Gereja yang Vital dan Viral

4 Juli 2023   23:45 Diperbarui: 8 Juli 2023   00:02 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gereja Katolik mengakui bahwa mempromosikan keadilan sosial dan mengadvokasi hak-hak dan martabat semua orang merupakan ekspresi mendasar dari imannya. Hal ini berakar pada keyakinan bahwa setiap orang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan memiliki martabat yang melekat. Dengan secara aktif menangani isu-isu seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim, Gereja berupaya membangun masyarakat yang lebih adil dan berbelas kasih, yang mencerminkan kasih Allah bagi semua.

Mendorong kaum muda untuk terlibat dalam aktivitas sosial sangat penting bagi misi Gereja. Kaum muda seringkali memiliki rasa keadilan yang kuat dan keinginan untuk memberikan dampak positif bagi dunia. Dengan mendukung dan memberdayakan mereka untuk mengatasi masalah sosial, Gereja memupuk komitmen mereka terhadap keadilan dan menawarkan mereka jalan untuk menghidupi iman mereka dengan cara yang nyata.

Aktivitas sosial melibatkan peningkatan kesadaran, mengadvokasi perubahan, dan bekerja menuju solusi yang adil dan berkelanjutan. Dengan melibatkan kaum muda dalam upaya ini, Gereja menanamkan dalam diri mereka rasa solidaritas, empati, dan tanggung jawab yang mendalam untuk kesejahteraan orang lain. Hal ini juga membantu mereka mengenali dan menantang sistem dan struktur yang melanggengkan ketidakadilan dan penindasan.

Perikop Mikha 6:8 memberikan landasan teologis bagi panggilan Gereja untuk keadilan sosial dan advokasi. Perikop ini mengingatkan orang beriman akan tanggung jawab mereka untuk bertindak adil, mencintai dengan belas kasihan, dan berjalan dengan rendah hati di hadapan Tuhan. Perikop ini menekankan bahwa keadilan sosial bukan hanya upaya opsional tetapi aspek penting dalam menghidupi iman seseorang dan memenuhi persyaratan Tuhan.

Singkatnya, perikop Mikha 6:8 mendukung fokus Gereja pada keadilan sosial dan advokasi. Dengan aktif mempromosikan keadilan dan mengadvokasi hak dan martabat semua orang, khususnya yang terpinggirkan dan tertindas, Gereja mewujudkan komitmennya terhadap ajaran Mikha 6:8. Mendorong kaum muda untuk terlibat dalam aktivitas sosial membantu mereka mengembangkan rasa keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab yang kuat, memungkinkan mereka berkontribusi pada penciptaan masyarakat yang lebih adil dan penuh kasih.

Follow up plan: Untuk secara efektif menindaklanjuti fokus Gereja pada keadilan sosial dan advokasi, Gereja dapat menyediakan program pendidikan dan lokakarya yang meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial dan membekali kaum muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menanganinya. Menciptakan peluang bagi kaum muda untuk secara aktif terlibat dalam inisiatif advokasi, seperti mengorganisir kampanye, berpartisipasi dalam protes damai, atau menjadi sukarelawan dengan organisasi yang mendukung komunitas yang terpinggirkan, memungkinkan mereka mewujudkan keyakinan mereka. Selain itu, mendorong program dialog dan bimbingan antargenerasi dapat membantu kaum muda belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman generasi yang lebih tua yang telah terlibat dalam pekerjaan keadilan sosial. Dengan menerapkan rencana tindak lanjut ini, Gereja dapat memberdayakan kaum muda untuk menjadi agen perubahan positif dan mengadvokasi keadilan di komunitas mereka.

6. Authentic Relationships (membina hubungan yang otentik dan memupuk rasa kebersamaan) sangat penting bagi pertumbuhan rohani kaum muda dalam Gereja Katolik. Hal ini mengakui pentingnya menyediakan platform bagi kaum muda untuk saling terhubung dengan teman sebaya, mentor, dan komunitas antar generasi. Hubungan ini memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman, mengajukan pertanyaan, menemukan dukungan, dan pada akhirnya, bertumbuh dalam iman mereka. Perikop Yohanes 13:34-35 mendukung gagasan ini dengan menyoroti perintah Yesus untuk saling mengasihi sebagai karakteristik yang menentukan dari murid-murid-Nya.

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13: 34 - 35)


Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya: untuk saling mengasihi sebagaimana Dia telah mengasihi mereka. Ia menekankan bahwa dengan mengasihi satu sama lain, orang akan mengenali mereka sebagai murid-murid-Nya. Bagian ini menyoroti pentingnya cinta dan hubungan otentik dalam komunitas Kristen.

Hubungan yang autentik dibangun atas dasar kasih, baik dalam konteks Gereja maupun dalam dunia yang lebih luas. Di dalam komunitas Gereja, memupuk hubungan yang autentik memberi kaum muda rasa memiliki dan dukungan. Hal ini memungkinkan mereka untuk saling terhubung dengan rekan-rekan yang berbagi perjalanan iman mereka, mentor yang dapat membimbing dan memberikan makanan rohani, dan komunitas antargenerasi di mana mereka dapat belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman generasi yang lebih tua.

Melalui hubungan yang otentik, kaum muda memiliki ruang yang aman untuk saling berbagi kegembiraan, pergumulan, dan pertanyaan terkait iman mereka. Mereka dapat menemukan dukungan, dorongan, dan pertanggungjawaban saat mereka menjalani perjalanan spiritual mereka. Hubungan ini memberikan kesempatan untuk pertumbuhan, pembelajaran, dan pemuridan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun