Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit dan Bersaksi Mewujudkan Gereja yang Vital dan Viral

4 Juli 2023   23:45 Diperbarui: 8 Juli 2023   00:02 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gereja harus menjadi tempat belas kasihan yang diberikan secara bebas, di mana setiap orang bisa merasa diterima, dikasihi, diampuni dan didukung untuk menghayati hidup yang baik dari Injil" (EG 114).

Pendahuluan

Gereja Katolik memiliki tanggung jawab yang besar dalam memelihara iman kaum muda, membimbing mereka dalam perjalanan rohani mereka, dan memperlengkapi mereka untuk menjadi saksi yang hidup dari ajaran Kristus di dunia. Di zaman modern, ketika kaum muda menghadapi tantangan unik dan dipengaruhi oleh masyarakat yang berubah dengan cepat, menjadi keharusan bagi Gereja untuk bangkit dan menghadapi mereka di mana pun mereka berada. Untuk mewujudkan Gereja Katolik yang vital dan viral bagi kaum muda, ada dua belas poin krusial yang harus ditekankan. 

Poin-poin ini mencakup holistic formation, authentic witness, relevant and engaging catechesis, empowerment and participation, social justice and advocacy, authentic relationships, integration of technology, prayer and worship, accompaniment and discernment, formation on moral and ethical issues, interfaith dialogue and ecumenism, dan family engagement. 

Dengan merangkul 12 poin krusial ini, Gereja dapat memastikan bahwa kaum muda tidak hanya menerima santapan rohani yang mereka butuhkan tetapi juga menemukan tempat mereka dalam komunitas Gereja, menjadi peserta aktif dalam membentuk iman mereka, dan memulai perjalanan mencapai tujuan dengan kasih, dan pelayanan.

Artikel ini merupakan tanggapan atas Surat Cinta Orang Muda Katolik untuk Gereja Indonesia, sebuah pesan tulus yang ditulis oleh orang muda Katolik yang berkumpul di Palembang pada Indonesian Youth Day III dari tanggal 26 hingga 30 Juni 2023. Menyadari pentingnya suara kolektif mereka dan masalah yang mereka angkat, artikel ini bertujuan untuk menjawab keprihatinan, harapan, dan aspirasi yang diungkapkan dalam surat mereka. 

Dengan menyoroti aspek-aspek vital dan viral yang dapat memberdayakan kaum muda dalam Gereja Katolik, artikel ini berupaya memberikan tanggapan yang berarti terhadap panggilan mereka akan sebuah Gereja yang memupuk formasi holistik, mempromosikan kesaksian otentik, merangkul katekese yang relevan, mendorong pemberdayaan dan partisipasi, mengadvokasi keadilan sosial, memupuk hubungan yang otentik, mengintegrasikan teknologi, memupuk doa dan ibadah, memberikan pendampingan dan penegasan, berfokus pada pembentukan moral dan etika, terlibat dalam dialog antaragama dan ekumenisme, dan secara aktif melibatkan keluarga. 

Melalui artikel ini, kita berharap untuk menegaskan dan memperkuat suara kaum muda Katolik, mengakui perspektif unik mereka dan mengajak mereka untuk secara aktif berkontribusi dalam dialog dan transformasi Gereja yang sedang berlangsung.

12 Poin Krusial Mewujudkan Gereja Katolik yang Vital dan Viral bagi Kaum Muda

1. Holistic Formation (pembinaan holistik) merupakan aspek penting dari misi Gereja Katolik bagi kaum muda. Hal ini mencakup pemenuhan kebutuhan spiritual, intelektual, emosional, dan fisik mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertumbuh dalam semua aspek kehidupan mereka. Perikop Roma 12:2 mendukung konsep pembentukan holistik ini dengan menekankan transformasi pikiran.

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. " (Roma 12:2)


Dalam perikop ini, Rasul Paulus mendorong orang beriman untuk tidak menyesuaikan diri dengan pola dunia tetapi diubah oleh pembaharuan pikiran mereka. Transformasi ini bukan sekedar perubahan lahiriah melainkan pembaharuan holistik dan batiniah yang melibatkan menyelaraskan pikiran, nilai, dan tindakan seseorang dengan kehendak Tuhan.

Untuk memberikan pembinaan yang holistik bagi kaum muda, Gereja Katolik hendaknya mengutamakan pembinaan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Katolik. Hal ini termasuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, mengizinkan kaum muda untuk terlibat dengan ajaran Gereja dengan cara yang bijaksana dan cerdas. Dengan mendorong pemikiran kritis, kaum muda dapat menggali kekayaan dan kedalaman iman, memperdalam pemahaman intelektual mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun