Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit dan Bersaksi Mewujudkan Gereja yang Vital dan Viral

4 Juli 2023   23:45 Diperbarui: 8 Juli 2023   00:02 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui dialog antaragama dan prakarsa ekumenis, kaum muda dapat memperdalam iman mereka sendiri, memperluas pemahaman mereka tentang rencana Tuhan, dan memupuk persatuan dan rasa hormat di antara komunitas agama yang berbeda. Dialog ini memungkinkan mereka untuk merangkul peran mereka sebagai duta cinta, rekonsiliasi, dan pengertian di dunia yang sering dipisahkan oleh perbedaan agama.

Singkatnya, perikop Roma 10:12 menyoroti kesetaraan semua orang di hadapan Tuhan dan berkat yang diberikan kepada mereka yang berseru kepada-Nya. Mendorong dialog antaragama dan kerja sama ekumenis di antara kaum muda mempromosikan pemahaman, rasa hormat, dan persatuan. Dengan terlibat dalam dialog dan prakarsa dengan orang-orang yang berbeda agama, kaum muda dapat memperluas perspektif mereka, membina ikatan kemanusiaan yang sama, dan berkontribusi pada dunia yang lebih harmonis dan penuh kasih.

Follow up plan: Untuk menindaklanjuti peningkatan dialog antaragama dan kerjasama ekumenis, Gereja dapat menyelenggarakan acara, konferensi, dan lokakarya antaragama yang menyatukan kaum muda dari latar belakang agama yang berbeda. Platform ini dapat memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, mendiskusikan nilai-nilai bersama, dan membangun hubungan berdasarkan rasa saling menghormati. Selain itu, Gereja dapat mendorong proyek dan prakarsa pelayanan masyarakat bersama yang menangani masalah sosial, memupuk kerja sama, dan menunjukkan kekuatan persatuan dalam memajukan keadilan dan perdamaian. Dengan menerapkan rencana tindak lanjut ini, Gereja memberdayakan kaum muda untuk secara aktif terlibat dalam dialog antaragama, berkontribusi pada pemahaman antaragama, dan bekerja menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berbelas kasih.

12. Family Engagement (keterlibatan keluarga) sangat penting dalam pembinaan iman kaum muda, dan Gereja Katolik mengakui pengaruh signifikan yang dimiliki orang tua dan wali dalam membentuk kehidupan rohani anak-anak mereka. Secara aktif melibatkan keluarga dalam kegiatan Gereja dan memberi mereka sumber daya dan dukungan memperkuat peran mereka sebagai pendidik utama iman. Integrasi antara rumah dan Gereja ini memungkinkan pendekatan holistik untuk memelihara pertumbuhan rohani kaum muda. Perikop Ulangan 6:4-7 mendukung penjelasan teologis ini dengan menekankan pentingnya orang tua menanamkan perintah-perintah Allah kepada anak-anak mereka dan mendiskusikannya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Bagian dari Ulangan 6:4-7, yang dikenal sebagai Shema, adalah kitab dasar dalam Yudaisme dan Kekristenan. Dikatakan, 

"Dengarlah, hai Israel: Tuhan, Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Perintah-perintah yang kuberikan kepadamu hari ini harus dilakukan hati Anda. Buat mereka terkesan pada anak-anak Anda. Bicarakan tentang mereka saat Anda duduk di rumah dan saat Anda berjalan di sepanjang jalan, saat Anda berbaring dan saat Anda bangun." (Ulangan 6: 4-7)

Perikop ini menggarisbawahi tanggung jawab orang tua dan wali untuk meneruskan pengetahuan dan kasih Allah kepada anak-anak mereka. Hal ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan iman ke dalam semua aspek kehidupan keluarga. Gereja mengakui panggilan alkitabiah ini dan secara aktif mendorong serta mendukung keluarga dalam peran mereka sebagai pendidik iman utama.

Dengan melibatkan orang tua dan wali dalam proses pembentukan iman, Gereja mengakui bahwa rumah adalah lingkungan pertama dan paling berpengaruh di mana kaum muda belajar tentang iman mereka. Ketika keluarga terlibat dalam doa, membahas tulisan suci, berperan serta dalam ritual keagamaan, dan menjalankan nilai-nilai Injil bersama, anak-anak menyaksikan iman yang hidup dari orang tua mereka dan mengalami iman dengan cara yang nyata.

Gereja menyediakan sumber daya dan dukungan untuk memberdayakan orang tua dan wali dalam peran mereka sebagai pendidik iman. Sumber daya ini dapat mencakup materi katekese, panduan pengasuhan anak, retret, dan lokakarya yang membekali keluarga dengan alat yang diperlukan untuk memelihara iman anak-anak mereka. Gereja juga memupuk rasa kebersamaan di antara keluarga, menawarkan kesempatan bagi mereka untuk berhubungan dengan keluarga lain, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan iman mereka.

Dengan melibatkan keluarga secara aktif, Gereja menciptakan integrasi tanpa batas antara rumah dan komunitas iman yang lebih besar. Integrasi ini memungkinkan pendekatan yang konsisten dan komprehensif untuk pembinaan iman. Ini membantu kaum muda memahami bahwa iman mereka tidak terbatas pada Misa hari Minggu atau kelas pendidikan agama tetapi menembus setiap aspek kehidupan mereka.

Perikop Ulangan 6:4-7 ini memperkuat dasar teologis untuk keterlibatan keluarga dalam pembentukan iman orang muda. Hal itu memanggil orang tua dan wali untuk menekankan perintah-perintah Tuhan pada anak-anak mereka, menekankan pentingnya berdiskusi dan mengintegrasikan iman ke dalam kehidupan sehari-hari. Perikop ini berfungsi sebagai pengingat bahwa iman tidak dimaksudkan untuk dikotak-kotakkan tetapi harus menjadi bagian integral dari kehidupan keluarga dan diwariskan dari generasi ke generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun