Mohon tunggu...
Lilis Puspitosari
Lilis Puspitosari Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Menulis apa yang terjadi di sekitar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Kecil Penunggu Pohon Gayam

6 Juli 2019   19:44 Diperbarui: 6 Juli 2019   19:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Byur.....tiba-tiba ada benda jatuh dari atas dan airnya terpercik ke tanganku.  Aku terkejut dan mundur beberapa langkah ke belakang. 

"Hahahaha.....hahahaha....kaget ya " dari atas ada suara anak laki-laki tergelak.  Lalu anak itu melompat terjun ke air. Aku semakin kaget karena dia tiba-tiba keluar dari air sambil mengeluarkan buah berwarna hijau bulat gepeng.

"Ini buatmu" katanya sambil mengulurkan buah itu kepadaku

"Apa itu"tanyaku bingung

"Ini buah gayam, rasanya enak" katanya sambil nyengir dan berbalik nyemplung lagi ke kolam mata air itu.

Aku memegangi buah itu dengan ragu

"Ini namanya buah gayam nduk dari pohon yang besar menjulang itu.  Di dalamnya ada daging buah yang berwarna putih dan sangat enak jika dibakar atau dikukus dulu.  Rasanya seperti kacang.  Nanti kita bakar di sawah ya.

Lalu nenek menggandengku berjalan menuju ke sawah dan anak laki-laki itu melambaikan tangannya kepadaku dengan senyum cerianya.

Sepulang dari sawah, matahari sudah berada di atas kepala. Rasanya panas sekali dan haus. Aku meminta kepada nenek melewati rute yang tadi. Aku berlari mendahului nenek karena ingin segera sampai ke pohon gayam itu.  Aku ingin segera beristirahat di bawah pohon itu.

Ternyata anak laki-laki itu masih ada di bawah pohon gayam itu.  Dia masih berada di dalam air.  Begitu melihat kedatanganku dia langsung keluar dari air dan berlari menuju ke arahku.

"Kamu masih mau buah gayam, itu aku petikkan10 biji lagi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun