Bu Iis seperti kebingungan dan matanya menoleh  ke penjaga
"Dari tadi tidak ada yang bermain di mata air itu Bu karena memang dilarang" jelas penjaga
"Tapi tadi saya melihatnya Pak, dia teman saya Pak"
"Percayalah Bu, tidak ada siapa pun di mata air itu"
"Ayolah Bu Nira, kita pulang. Â Itu anak-anak sudah menunggu di atas."kata bu Iis meredakan keinginanku untuk mencari tahu lebih lanjut. Â Lalu dia merengkuh pundakku menuntun menuju ke atas, ke arah pintu keluar.
Aku menengok ke belakang, ke arah pohon Gayam itu dan mencari sesosok bayangan laki-laki kecil. Kosong....
 Ah Tirta kenapa engkau menghilang lagi.  Kemana aku akan mencarimu.  Apakah kepedihan hatimu belum juga pulih selama 15 tahun ini. Kenapa engkau masih anak-anak sedangkan aku sudah dewasa?
Aku semakin bingung.....
"Bu Nira tadi belum sarapan ya" tanya Bu Iis
"Belum" jawabku lemah
"Nah, kekurangan asupan gizi bisa menyebabkan otak berhalusinasi, ayo kita makan dulu di kantin dekat tempat parker, nanti kalo pingsan lagi saya ndak kuat nggendong lho" goda bu Iis dan aku tidak pernah bisa menolak ajakannya.