WUZZZZZZZ!!!!!
Marc dan kudanya jatuh dari langit, lebih tepatnya keluar dari goa, entah goa macam apa itu ia tak sempat menengok ke belakang. Ia masih harus mengendalikan kudanya yang kaget karena jalanan yang tiba-tiba menurun dan untungnya tidak curam. Dengan kepayahan ia mengendalikan kudanya yang seperti motor yang remnya blong. Hingga setelah beebrapa menit kuda itu mulai tenang dan Marc mulai dapat mengendalikan kecepatannya.
Ia mulai berjalan pelan menuruni bukit, ya, ia tahu itu bukit setelah menyadari bahwa tanah yang dilewatinya sedari tadi adalah padang rumput, padang rumput yang sangat luas lebih tepatnya. Ia menatap langit dan terheran-heran. Ini tak seperti daerah yang tadi disinggahinya, padang rumput luas, danau yang besar, sawah yang luas membentang, dan tak ada panas, lebih tepatnya matahari bersinar sangat hangat di sini.
Marc tak henti-hentinya menggelengkan kepala. Baru sejam yang lalu ia berada di kota tua terasing, yang panasnya tak kira-kira membakar ujung kepala. Sekarang ia berada di daerah asing yang benar-benar berbeda dari semua daerah yang pernah dilaluinya.
Para petani memulangkan cangkul berkalang tanah
Menimba air roda kehidupan
Sedang dewi Gaia saja bergembira
Bila manusia merawat perutnya
Dari hutan ia bergegas,
Penyair datang memekik lantas,
Andai asing menjadi nikmat