Mohon tunggu...
David Hukom
David Hukom Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang ingin berkreasi kesenian sebebas-bebasnya di bidang tulis menulis atau seni apapun

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Bulan, Penyair, Puisi

4 Oktober 2013   16:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hahaha ya aku memang gila, aku sudah gila sejak pertama kita bertemu, aku tergila-gila padamu!” kata Marc sambil tertawa-tawa.

Ia lalu mengayunkan selendangnya dengan sekali ayun tubuhnya langsung terlemar jauh menembus lapis demi lapis atmosfer bumi. Troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, eksosfer. Dilewatinya dengan sangat cepat hingga ia tak merasa sudah berpijak pada bulan.

Sang dewi menemuinya, betapa terkejutnya Marc melihat yang dihadapannya, wanita yang diajaknya bercakap cakap selama ini menyimpan sesosok bidadari ayu, anggun dan jelita. Kulitnya begitu putih hampir bening, Marc hampir-hampir bisa melihat aliran darah di tangan putri itu.

Duhai putri ayu nan rupawan

Siapakah yang menyembunyikanmu gerangan

Pantas saja hati ini tak henti berdendang

Padahal sang dewi belum lagi dalam pelukan

Marc memeluk dewi rembulan yang wajahnya merona mera, sangat cantik, juga rupawan. Tak sia-sia ia mencuri dan melawan bahaya yang sebenarnya sudah mengintainya dari kejauhan. Ia tak menyadari itu. Iblis sedang bersyair riang di pojok kahyangan. Iblis berpesta merayakan keberhasilan sempurna, bahwa mitos tentang desa percikan surga sebentar lagi akan tiada, berganti desa kecil rontokan kalam neraka.

Jangankan manusia hina

Bahkan yang mulia Adam mampu dirayu Hawa

Sungguh perempuan alat sempurna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun