"Alfreeeed, kurcaci kesayangannku. Kamu---"
Gubraak!!
Kepala Santa Claus membentur jenang pintu Alfred.
"Oh, maaf, Tuan, maaf. Pintunya---"
"Tidak perlu minta maaf, Alfred. Aku yang salah. Ini bukan pintu istana es. Hohoho!"
Santa pun masuk dengan sedikit menunduk dan sesampainya di dalam dia memeluk Alfred erat-erat beberapa saat. Saat Alfred terengah-engah bernapas, baru dia melepasnya.
"Kamu tidak pamit padaku, Alfred," goda Santa.
"Maaf tentang itu. Aku pikir ... Anda telah menandatangani suratnya, bukan?"
Santa Claus menepiskan tangannya, "Betul, betul. Ah, intonasimu mengingatkan aku pada Walt. Aku kesini hanya untuk memastikan keadaanmu baik-baik saja, Alfred. Terus terang, aku tidak terbiasa memandang pos 12 tanpa melihatmu di sana."
Alfred lalu mempersilahkan Santa Claus duduk di kursi yang nampak kekecilan untuknya.
"...tapi sepertinya kamu cocok dengan desa yang hangat ini, Alfred. Aku melihatmu lebih bugar dari biasanya," sambung Santa Claus lagi.