Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Alfred, Kurcaci yang Beruntung

26 Desember 2018   21:27 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayolah, bersiap-siap. Tapi ... habiskan dulu omelette dan stik daging kambingmu. Aku masih bisa menunggu beberapa waktu."

Alfred terkejut untuk kesekian kalinya. "Anda bahkan tahu menu makan siangku?"

"Ayolah, Alfred. Semua orang dapat mencium aroma makan siangmu yang lezat dari jarak satu kilometer. Aku bahkan bisa menciumnya dari istana es-ku."

***

Malam harinya, kereta terbang Santa Claus yang menarik belasan gerbong berisi mainan untuk anak-anak meninggalkan istana es menuju langit dengan sukses. Santa Claus tidak berhenti tertawa gembira karena sebentar lagi membagikan kebahagiaan untuk anak-anak di seluruh dunia. Di sampingnya, Alfred, kurcaci pembuat mainan terbaik yang pernah dimiliki istana es, duduk dengan sedikit tegang karena ini pengalaman terbang pertamanya. Tapi rasa gembiranya memandang bintang-bintang dari jarak yang lebih dekat, jauh lebih besar dari rasa takutnya.

"Pegangan yang kuat, Alfred. Kita akan melompati portal sihir menuju langit Afrika, tempat pertama kita malam ini!" seru Santa riang. Alfred mengangguk mantap.

Dari sakunya mantel merah menyalanya, Santa Claus mengeluarkan sebuah bola kristal. Benda itu dilempar jauh, ke depan iring-iringan Rudolf dan rusa terbang penarik kereta lainnya. Tak lama kemudian, bola Kristal itu berubah menjadi cahaya terang menyilaukan, pertanda portal sihir menuju tempat yang diinginkan telah siap. Rudolf dan kawan-kawannya pun menarik kereta terbang masuk ke dalam portal sihir tersebut.

Cahaya portal sihir meredup dan lenyap, menyisakan langit malam yang temaram dan syahdu. Cahaya bintang-bintang kembali terlihat. Di langit yang jauh dari situ, petualangan Santa Claus dan Alfred, Kurcaci yang beruntung, baru saja dimulai.

                                                                                                                                                   ------

Baca juga cerpen Natal lainnya:

Kehilangan di Istana St. Claus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun