Mohon tunggu...
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN
PHANJI MAULANA ZAELULMUTAQIN Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akutansi - NIM 55523110039 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.si,Ak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kuis 15 - Pajak Internarional - CPMK 14 Penyelesaian Sengketa Transfer Princing

23 Desember 2024   10:08 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskursus Proff Apollo Daito

Hannah Arendt menggambarkan hubungan antara birokrasi kekuasaan dan massa dalam konteks pajak internasional dengan menyoroti bagaimana struktur birokrasi dapat menciptakan jarak antara individu dan kekuasaan. Dalam pandangannya, birokrasi sering kali berfungsi sebagai alat yang mengalienasi individu dari proses pengambilan keputusan politik, termasuk dalam hal perpajakan.

Birokrasi Kekuasaan

Alienasi Individu: Arendt berpendapat bahwa birokrasi dapat menghilangkan identitas individu dan mengubah mereka menjadi bagian dari massa yang tidak memiliki suara dalam kebijakan yang mempengaruhi hidup mereka. Dalam konteks pajak internasional, ini berarti bahwa individu mungkin merasa terputus dari proses di mana keputusan perpajakan dibuat, sehingga mengurangi partisipasi mereka dalam kehidupan politik.

Kekuasaan Totaliter: Dalam analisisnya tentang totalitarianisme, Arendt menunjukkan bagaimana rezim yang kuat dapat menggunakan birokrasi untuk mengontrol massa. Pajak menjadi salah satu instrumen di mana negara dapat memperkuat kekuasaannya atas individu, memanfaatkan sistem perpajakan untuk mendukung agenda politik tertentu yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan publik.

Massa dan Peranannya

Massa sebagai Subjek Pasif: Dalam konteks pajak internasional, massa sering kali dipandang sebagai subjek pasif yang menerima keputusan tanpa keterlibatan aktif. Arendt berargumen bahwa ketika individu kehilangan kemampuan untuk bertindak secara kolektif dan terlibat dalam dialog publik, mereka menjadi lebih rentan terhadap manipulasi oleh kekuasaan birokratis.

Kebutuhan untuk Partisipasi: Arendt menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan politik. Untuk mencegah alienasi dan dominasi oleh birokrasi, individu harus diberdayakan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan, termasuk dalam hal perpajakan. Ini menciptakan ruang bagi pluralitas dan dialog yang sehat dalam masyarakat.

Dengan demikian, Arendt mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali bagaimana struktur birokrasi berinteraksi dengan massa dalam konteks pajak internasional, serta pentingnya menjaga keterlibatan individu dalam proses politik untuk mencegah dominasi dan alienasi.

Hannah Arendt melihat dampak birokrasi kekuasaan terhadap kebebasan individu dengan cara yang mendalam, terutama dalam konteks totalitarianisme. Ia berpendapat bahwa birokrasi, ketika dikelola oleh kekuasaan otoriter, dapat menghilangkan kebebasan individu dan memengaruhi kemampuan mereka untuk berpikir secara kritis.

Dampak Birokrasi terhadap Kebebasan Individu

Dehumanisasi dan Alienasi: Arendt mencatat bahwa dalam sistem totaliter, individu sering kali mengalami dehumanisasi, di mana mereka diperlakukan sebagai objek atau angka dalam sistem birokrasi. Hal ini mengakibatkan hilangnya identitas dan otonomi, membuat individu merasa terasing dari keputusan yang mempengaruhi hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun