“Iya, aku mengerti Tan.” jawabnya.
“Baiklah, jika kamu memaksa, aku akan bicara.”
“Iya nggie, aku butuh jawabanmu. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Maaf, Tan. Aku tidak bisa.”
“Tapi kenapa, nggie. Jujur saja. Kenapa kamu tidak bisa?”
“Maaf, Tan. Aku tidak mencintaimu.”
Tantan tergolek lemas. Seketika saja, suara langit tiba-tiba bergemuruh. Rintik hujan pun mulai turun dari langit.
Tantan memandangi langit yang hitam. Wajahnya mulai digumuli oleh hujan.
Imaji Tantan langsung mengarahkan ingatannya pada kalimat yang selalu ia lontarkan.
Jika kau tersenyum pada langit, maka semesta alam pun akan tersenyum padamu. Dan jika kau bersedih, maka semesta alam pun akan menangis untukmu.
Tantan menyunggingkan senyum pilu pada langit.