“Oh, itu! Aku ingat kok. Yang aku digodain itu ya sama teman-temannya si Pribawa. Memangnya kenapa?”
“Kamu masih Tanya kenapa? Baiklah, aku mungkin tidak berhak mendapatkan penjelasanmu. Entah itu kamu berbohong atau tidak, aku sesungguhnya tidak layak mendapat penjelasan apapun darimu, karena aku bukan pacar kamu.”
“Baik, aku jelaskan. Jadi begini, Tan. Aku cuma menyapa dia secara biasa saja kok. Tidak lebih.” bantah Pelangi.
“Kamu yakin tidak punya hubungan apapun dengan lelaki itu? Aku berharap kamu jujur.”
“Baik, Tan. Begini, sejujurnya aku dulu pernah dekat sama dia. Aku pernah berpacaran sama dia. Tapi dia sudah mengkhianatiku. Kamu tahu kan sifat aku, walaupun udah disakiti, aku tidak pernah bisa membenci.” ucap Pelangi
“Jadi aku tetap menyapa dia dengan biasa. Kalau masalah pakaian yang warnanya hampir sama, itu cuma kebetulan.” lanjut Pelangi
“Hmm, i got it. Begitu ya. Jikalau memang benar begitu, aku benar-benar minta maaf nggie.” ungkap Tantan.
“Iya, tidak apa kok Tan.” ucap Pelangi lembut
“Aku boleh bertanya satu hal lagi?”, tanyanya.
“Apa? Silakan..,” Pelangi semakin penasaran
“Kamu berkenan jadi pacar aku?” ucap Tantan, pasti.