Mohon tunggu...
Permana Santana
Permana Santana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

We born alone, live alone and die alone..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Setelah Pelangi: Elegi Wulandari

25 Desember 2015   17:00 Diperbarui: 25 Desember 2015   17:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Baik. Aku tunggu di tempat biasa pukul 7 malam.” balas Pelangi dengan rasa penasaran besar.

****

Cuaca malam itu cukup cerah, bintang-bintang bertebaran mengilaukan cahayanya.

Tantan pergi dengan langkah gontai ke tempat pertemuan yang sebelumnya sudah disepakati.

Pelangi nampaknya sudah berada disana terlebih dahulu. Seperti biasa, ia melemparkan senyum teduh nan lentiknya dari kejauhan.

Tantan agak luluh melihatnya. Tapi Tantan sudah bertekad bahwa malam ini Tantan harus menyingkap semua kegelisahan hatinya.

Mereka berdua duduk di sebuah kursi Taman. Tantan membuka pembicaraan.

“Aku mau langsung to the point saja. Aku Cuma minta kejujuran jawabanmu.” ucap Tantan dengan nada tegang.

“Kamu ingat kejadian minggu pagi kemarin?”

“Kejadian apa?” Pelangi bingung dan tak mengerti.

“Aku melihat kamu menyapa seorang lelaki dengan lembut ketika aku akan menghampiri meja kerjamu.” jelas Tantan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun