Mohon tunggu...
Permana Santana
Permana Santana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

We born alone, live alone and die alone..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Setelah Pelangi: Elegi Wulandari

25 Desember 2015   17:00 Diperbarui: 25 Desember 2015   17:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memuslihatkan tatapan

Mengebaskan indera

Membebalkan pikiran

Meledakkan rasa

 

Seminggu berlalu tanpa hal istimewa, kecuali bayang-bayang senyum dari sesosok wanita berjilbab. Tantan hampir putus asa dengan keadaan, dia khawatir senyum tersebut bisa mengganggu bahkan menghancurkan rutinitas kerjanya.

Tantan terus berpikir dan mencari jalan keluar.

Muncul secerca cahaya harapan. Tantan memutuskan untuk mencari tahu siapa gerangan pemilik senyum yang menghentikan dunianya tersebut. Tantan bertanya dari satu rekan ke rekan kerja lainnya.

Dan akhirnya Tantan menemukan jawaban dari rekan kerjanya yang cukup popular (dikarenakan parasnya seperti blasteran India-Arab) di kantor, Zara namanya.

Tantan cukup dekat dengan Zara semenjak mereka mengikuti training, bahkan Tantan sudah menganggapnya sebagai adik sendiri.

            “Zar, aku mau Tanya dong?” tanya Tantan membuka pembicaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun